PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kepolisian Daerah (Polda) Riau melalui Direktorat Lalu Lintas melakukan perubahan sejumlah metode pada ujian praktik SIM C atau kendaraan roda dua. Salah satunya manuver slalom membentuk angka 8 dan zig-zag dihapus. Perubahan metode ini mulai diberlakukan, Jumat (4/8).
Dirlantas Polda Riau Kombes Pol Dwi Nur bersama Kasubdit Regident AKBP Ruri Prastowo dan Kasatlantas Polresta Pekanbaru Kompol Birgitta Atvina datang langsung meninjau persiapan perubahan pola baru saat uji praktik SIM C.
Kombes Dwi Nur mengatakan, manuver slalom membentuk angka 8 dan zig-zag dihapus agar masyarakat dapat lebih mudah dalam melaksanakan ujian praktik SIM C. Pihaknya juga menyediakan coaching clinic (pelatihan ujian) sebelum tes atau mengurus SIM.
“Sesuai dengan arahan Kapolri, bahwa memang pada saat ujian praktik berkendara ini lebih dipermudah lagi. Jadi hari ini (kemarin, red) saya datang ke sini untuk mengecek,” ujar Kombes Dwi Nur di Satpas 0914 Pekanbaru, Jumat (4/8).
Adapun untuk penggantinya, pihaknya menyiapkan pola baru, yakni sirkuit menyerupai huruf S. Metode ini juga berkaitan dengan pengujian proses pengereman saat berkendara roda dua. Tak hanya meniadakan trek zig-zag dan angka 8. Kini, lima bagian tes uji praktik ini digabungkan dalam satu sirkuit.
“Hari ini juga akan dirubah. Pola ‘’S’’ sudah kami siapkan di lapangan. Dan pola 8 dan zig-zag dihilangkan. Ini sudah saya perintahkan di semua satpas yang ada di Riau. Agar mulai hari ini (kemarin, red) sudah berubah,” ujarnya.
Sebelumnya, untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, Satlantas Polresta Pekanbaru membuka pelatihan atau coaching clinic bagi pemohon SIM. Coaching clinic ini dilaksanakan setiap Selasa dan Jumat.
Pelatihan ini mengakomodir pemohon SIM untuk mempermudah mereka melewati ujian saat pembuatan SIM. Uji teknik berkendara roda dua ini meliputi lima uji keterampilan. Mulai uji angka delapan, berbalik arah, zig-zag slalom, pengereman atau keseimbangan, dan uji reaksi pengereman menghindar.
Lima uji keterampilan itu akan diberikan pelatihan atau sesuai jenis kegagalan pemohon saat ujian. Pemohon SIM bisa memanfaatkan coaching clinic ini dengan mendaftar langsung di Satpas 0914 Polresta Pekanbaru di Rumbai.
Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Jefri Siagian melalui Kasat Lantas Kompol Birgitta Atvina Wijayanti menyampaikan coaching clinic ini merupakan inovasi layanan untuk selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Coaching clinic ini tanpa biaya dan terbuka untuk umum. “Silakan datang dan mendaftar kepada petugas. Selanjutnya pemohon bisa mengikuti pelatihan yang kita sediakan,” sebut Kompol Birgitta, beberapa waktu lalu.
Coaching clinic ini tidak hanya untuk sepeda motor atau pemohon SIM C. Para pemohon SIM A atau pengendara mobil juga bisa memanfaatkan layanan terbaru Satlantas Polresta Pekanbaru ini.
Tak hanya di Riau, uji coba tes praktik SIM motor dengan lintasan yang baru juga dilakukandi Satpas Polda Metro Jaya Jalan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (4/8). Dalam uji coba itu, salah seorang perempuan bernama Wasti sempat mencoba lintasan itu dan gagal.
Pantauan JawaPos.com di lokasi, terlihat Wasti sudah gagal dalam tahapan pertama lantaran tidak mengerem dan berhenti sebelum kotak kuning. Tak berhenti di situ, saat melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu putaran balik, ia kembali gagal.
Pasalnya, saat hendak berbalik arah, motor yang dikendarainya mulai kehilangan keseimbangan dan kakinya pun turun ke tanah. Baru setelah memasuki tahap ketiga ujian itu, yaitu lintasan S, lintasan lurus, dan lintasan terakhir ia lolos.
Menanggapi hal itu, Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Firman Shantyabudi mengatakan bahwa kegagalan Wasti di lintasan putar balik adalah karena masalah teknik mengerem. “Bukan hanya nggak balance. Kenapa terjadi tidak balance? Tadi pada saat belok, di rem kan? Pakai rem mana? Rem kanan saya lihat,” ujarnya di hadapan wartawan, Jumat (4/8).
Dengan kata lain, penyebab tak seimbangnya kendaraan yang dikemudikan Wasti adalah karena menggunakan rem depan saat hendak berbelok. Padahal, menurutnya jika saat belok, seharusnya menggunakan rem belakang.
“Pada saat berada di tikungan yang paling aman adalah menggunakan rem kaki. Nah sekarang lihat motor kita, kalau motor teman-teman pasti ada yang remnya kanan kiri karena matik ya,” ujarnya.
Pantauan JawaPos.com di lokasi, dalam satu sirkuit itu terdapat lima tantangan yang mesti dilewati para pemohon SIM. Tantangan pertama berupa jalan lurus. Dalam tes ini, kaki pemohon tak boleh menginjakkan kaki ke tanah.
Selanjutnya, pada tantangan kedua, pemohon mesti melewati ujian untuk mengerem. Di rute tersebut, terlihat ada tulisan REM dan di depannya ada kotak kuning sepanjang 300 cm. Untuk lolos di tahap itu, pemohon harus berhenti sebelum kotak kuning tersebut. Nantinya, di lokasi tersebut akan ada lampu lalu lintas untuk maju maupun berhenti.
Pada tahap ketiga, sirkuit itu akan menyajikan rute untuk putar balik. Untuk lolos di tahap itu, pemohon mesti memutar balik tanpa kaki turun ke tanah. Setelah itu, di tahap keempat rute langsung dilanjutkan dengan sirkuit berbentuk S.
Tahapan terakhir, pemohon akan melewati jalan lurus yang akan berhadapan dengan dua persimpangan. Untuk melewati tes itu, pemohon harus mengerem saat berhadapan dengan persimpangan untuk selanjutnya belok ke kiri ataupun ke kanan tanpa kaki menyentuh tanah.(nda/das)