76 Tahun Bhayangkara: Wujudkan Semangat Kebersamaan

Riau | Selasa, 05 Juli 2022 - 11:08 WIB

76 Tahun Bhayangkara: Wujudkan Semangat Kebersamaan
Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Irjen Pol Mohammad Iqbal (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Tepat 1 Juli 2022, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) memperingati hari jadi Bhayangkara yang ke-76 tahun. Hari ini, Selasa (5/7) digelar perayaan puncak secara nasional hingga ke daerah. Jauh sebelum hari ini, Kepolisian Daerah (Polda) Riau telah melakukan berbagai rangkaian kegiatan yang menitikberatkan pada agenda sosial kemanusiaan. Kegiatan tersebut diberi tema Road to Bhayangkara 76.

Di antara kegiatan yang telah digelar seperti donor darah, penyaluran bantuan sembako, pengobatan massal, sunatan massal, operasi bibir sumbing dan katarak, vaksinasi massal, dan kegiatan anjangsana ke tempat purnawirawan Polri. Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan, umur 76 tahun bagi sebuah organisasi tentu akan berbeda jika dilihat dari kacamata orang perorangan.


Sebuah organisasi, kata dia, dengan bertambahnya umur tentu memiliki tanggung jawab lebih dan harus memiliki suatu hal besar yang harus ditunjukkan. Manfaat kehadiran Polri selama 76 tahun ini sudah sejauh mana. Ukurannya menurut dia ada pada kebermanfaatan. Selanjutnya, seberapa besar masyarakat akan berharap pada Polri.

"Memasuki usia 76 tahun, tentunya ini bukan sekadar angka. Tapi harus ada yang perlu dimaknai. Mengenal Bhayangkara saat ini erat kaitannya dengan Program Presisi yang dicanangkan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo," ujar Irjen Pol M Iqbal.

Ditegaskan dia, Presisi bukan sekadar singkatan dari Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan. Namun dalam tiga makna itu. Ada hal yang harus dikerjakan. Polri dewasa ini telah berselaras dengan kemajuan zaman. Teknologi dan data, hal yang tak dapat dipisahkan dan harus dikuasai Polri. Hal ini juga menjadi implementasi dari Polri yang modern dan prediktif.

Bersempena Hari Bhayangkara Ke-76 ini, Irjen Iqbal mengajak seluruh anggota polisi agar bisa meningkatkan sinergi dengan stakeholder dan masyarakat. Saling berpegangan tangan dan bekerja sama dalam menuntaskan segala bentuk permasalahan yang ada dalam dinamika bermasyarakat.

"Saya mengajak semua polisi yang ada di Riau. Kita tidak bisa bekerja sendiri, kita harus bekerja sama dengan para tokoh-tokoh penting di setiap wilayah," sebutnya.

Selaku Kapolda, dirinya bukan hanya memerintahkan, tetapi juga turun langsung guna menunjukkan bagaimana menjaga sinergitas dan soliditas itu. Baik di instansi Polri sendiri, maupun dengan pihak lainnya. Karena Polri sendiri harus bisa menjadi tauladan bagi personel dan masyarakat. Karena itu, ia memaparkan sosok polisi harus hadir dalam melayani, mengayomi, dan melindungi masyarakat.

Menurutnya, pemimpin harus menjadi contoh bagi personelnya. Selain memberikan warna untuk anggota juga memberikan warna untuk masyarakat. Untuk mencapai semua itu, lanjut dia, diperlukan sinergisitas dan soliditas. Dua hal ini menjadi penting dalam menyelesaikan permasalahan di tengah tengah masyarakat.

Seperti penanganan pandemi Covid-19. Saat ini pandemi Covid-19 sudah melandai karena adanya sinergisitas dan soliditas seluruh stakeholder. Kemudian, TNI Polri menjadi pilar penting dalam menjaga Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Harkamtibmas). Dijabarkan Irjen Pol M Iqbal, Provinsi Riau memiliki potensi yang kaya, baik itu sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

"Kita contohkan saja seperti minyak bumi, kelapa sawit dan lain-lain. Provinsi Riau yang bertetangga secara geografis dengan negara luar seperti Malaysia dan Singapura. Otomatis karena kondisi geografis ini menjadi pintu masuk. Secara positif ekonomi. Negatifnya, masuk barang terlarang, termasuk narkoba," ucapnya.

Ia menyatakan, polisi di Riau harus melakukan pengelolaan kamtibmas secara profesional dan modern. Katakanlah karhutla juga ada sengketa lahan dan lain-lain. Juga pada era saat ini, media juga sangat mempengaruhi.

"Saya mengajak polisi di Riau, pertama kita tidak bisa bekerja sendiri. Kita harus selalu bekerja sama dengan seluruh stakeholder. Polisi harus mendekat ke masyarakat, tokoh adat, agama, tokoh masyarakat, termasuk tokoh pemuda. Walapun adek-adek itu umurnya jauh di bawah kita, mereka adalah regenerasi kita," ajaknya.

Dipastikan dia, selaku kapolda dirinya tidak hanya memerintah, tapi juga akan menunjukkan dengan mendekatkan diri ke masyarakat. Ia bahkan mencontohkan dalam beberapa kesempatan, turut hadir pada saksi nikah, jadi walimatur syafar ketika ada yang berhaji.

Menurut dia, ketika pimpinan melakukan strategi seperti itu menjadi tauladan, maka secara otomatis ke bawah akan ikut. "Saya juga meminta seluruh personel Polda Riau, kita harus memberdayakan semua sumber daya yang dimiliki," tambahnya.

Irjen Pol M Iqbal meminta, semua anggota Polri harus maksimal dalam melayani mengayomi dan melindungi masyarakat. "Saya hadir di sini dengan style saya yakni bersahabat dengan masyarakat, bersahabat dengan tim saya. Sekalipun saya jenderal, saya tidak ingin menjaga jarak dengan mereka," tegasnya.

Ia memaparkan, semua anggota Polri harus berjuang memberi sesuatu yang terbaik pada masyarakat. Menurutnya, efek dari polisi yang mendekat ke masyarakat, pasti akan menciptakan situasi kamtibmas yang baik pula.

"Kita harus maksimal, humanis ke masyarakat. Artinya, saya ingin mengajak dengan maksimal betul. Jadi masyarakat akan rindu dengan petugas berbaju cokelat ini. Bahkan ketika melihat sosok polisi, event kapolda, masyarakat akan berkata itu sahabat kita. Pelayan dan pelindung kita, pengayom kita. Sosoknya dirindukan karena itu," papar Kapolda Riau.

Hal itu tidak berlaku dengan pelaku kejahatan. Apalagi dengan gembong narkoba. Menurut dia, kepada para pelaku tindak pidana, polisi harus jadi musuh paling ditakuti. Yakni dengan senjata hukum.

"Saya tidak main-main soal ini. Saya sebulan masuk di sini (Riau) sudah berhasil mengungkap 100 kg sabu-sabu. Kemudian 80 kg dan seterusnya. Sampai saat ini hampir 400 kg. Saya tekankan kepada bawahan, lakukan penegakan hukum yang tegas dan terukur kepada para pelaku. Bahkan bila mengancam nyawa petugas dan nyawa masyarakat. Jangan takut menghentikan pelaku tersebut. Bila harus menghilangkan nyawa mereka. Saya minta harus tegas dan terukur," tegasnya.

Kapolda Riau menjelaskan, dalam menegakkan hukum, jajarannya menekan upaya preventive strike dan preemptive strike. Pemerintah Provinsi Riau bersama pihak Malaysia juga telah membahas bagaimana narkoba ini tidak bisa lagi masuk ke Indonesia.

"Bagi saya, ya. Saya tekankan lagi. Kalau bicara narkoba, saya pastikan tidak ada ampun. Tidak ada ampun. Apalagi dia sampai mengancam masyarakat, meracuni dengan barang terlarang, saya dulu yang akan menghabisi mereka," ujarnya.

Irjen Pol M Iqbal turut menegaskan soal pentingnya sinergitas. Hal ini dapat dilihat dalam menangani pandemi Covid-19. Pemerintah daerah, TNI, Polri dan masyarakat bersatu. Hasilnya, angka penularan Covid-19 di Riau terus turun dari waktu ke waktu. Seiring dengan itu, pencapaian vaksinasi juga terbilang membanggakan. Riau masuk daerah yang menempati posisi teratas di Indonesia.(das)

Laporan: AFIAT ANANDA (Pekanbaru)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook