PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Dunia Pendidikan di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) dan Provinsi Riau secara umum tercoreng oleh ulah oknum puluhan siswa SMAN 1 Kunto Darussalam. Ini pada Sabtu (2/5) petang lalu, mereka melakukan aksi tidak terpuji saat merayakan kelulusan siswa di sekolah tersebut.
Pasalnya foto dan video puluhan siswa SMAN 1 Kunto Darussalam yang berada di Kelurahan Kota Lama itu viral di media sosial (medsos), seperti instagram, facebook dan youtube. Bahkan hal ini mendapat sorotan media sosial milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayan RI.
Terpantau di saat wabah virus corona (Covid-19) yang bertepatan pada bulan Ramadan dan peringatan Hari Pendidikan Nasional, puluhan siswa berseragam SLTA terlihat mencoret pakaian, berjoget, dan menggambarkan alat vital di bagian roknya dengan menggunakan cat semprot dan pakaian dalam pada baju pria. Bahkan, terlihat dua siswi memperlihatkan minuman botol sambil berjoget sebelum masuknya waktu berbuka puasa. Karena Video dan foto perayaan kelulusan siswa SMAN 1 Kunto Darussalam sempat menjadi trending topik di media sosial.
Bupati Rohul H Sukiman sangat menyayangkan adanya aktivitas siswa yang melakukan konvoi, coret baju seragam sekolah sebagai bentuk rasa bahagia dan gembira atas pengumuman kelulusannya.
"Aksi dari sejumlah siswa SMAN 1 Kunto Darussalam telah memalukan nama baik Rohul. Karena dari video dan foto-foto merayakan kelulusan tidak menunjukkan sikap kepribadian seorang pelajar yang berakhlak dan etika. Seharus kegiatan itu tidak terjadi, di tengah adanya larangan keramaian dalam pencegahan penyebaran Covid-19," ungkap Sukiman melalui Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrag Rohul Drs Ibnu Ulya MSi menjawab Riau Pos, Senin (4/5).
Diakuinya, pihak sekolah sebelum mengumumkan kelulusan, telah memberikan peringatan kepada siswa untuk tidak konvoi kendaraan bermotor, coret baju seragam sekolah, tapi langsung pulang ke rumah. Ulya mengaku, telah memanggil Kepala SMAN 1 Kunto Darussalam ke kantor Disdikpora Rohul, kendati pendidikan SMA kewenangan Pemprov Riau, namun sekolahnya berada di Rohul.
"Sebenarnya pakaian sekolah untuk siswa SMAN 1 Kunto Darussalam, untuk siswi baju lengan panjang dan rok di bawah mata kaki. Tapi saat merayakan kelulusan, siswi itu menggunakan baju kemeja sekolah dan rok pendek, kami sangat sesalkan ulah perbuatan dan sikap dari sejumlah siswa yang melakukan perayaan kelulusan yang sempat disorot di medsos Kementerian Pendidikan," tuturnya.
Ditegaskannya, sesuai arahan pimpinan, Pemkab Rohul kemarin, menyurati Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, agar dapat menerapkan sanksi kepada siswa yang berkaitan dengan kegiatan perayaan kelulusaan sejumlah siswa SMAN 1 Kunto Darussalam yang video dan fotonya viral di media sosial. Mantan Ketua PGRI Rohul itu menjelaskan, aksi sejumlah siswa tersebut tanpa sepengetahun dari pihak sekolah.
"Pihak sekolah sudah beri tahu ke seluruh siswa. Bahkan meminta polisi untuk membubarkan kerumunan siswa. Setelah itu siswa mencari tempat yang lain melakukan perayaan kelulusan," katanya.
Dia menambahkan, kegiatan siswa melakukan konvoi, coret baju seragam sekolah sebelumnya telah direncanakan oleh sejumlah siswa SMAN 1 Kunto Darussalam. Karena sebelum pengumuman kelulusan, mereka telah merencanakan niat itu. Sementara itu, Lurah Kota Lama Kecamatan Kunto Darussalam, Aly Yusuf SSos saat dikonfirmasi membenarkan, aksi sejumlah siswa yang tidak menunjukan sikap seorang pelajar yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, dengan foto dan video melakukan coret baju seragam sekolah, berjoget yang sempat viral, mereka adalah siswa SMAN 1 Kunto Darussalam di Kelurahan Kota Lama.
Bahkan tokoh adat, ninik mamak di Kelurahan Kota Lama juga ikut membicarakan perbuatan dari siswa SMAN 1 Kunto Darussalam yang seharusnya itu tidak terjadi.
"Kami sudah lakukan koordinasi dengan Datuk Bendahara dan ninik mamak di Kelurahan Kota Lama direncanakan besok (hari ini, red) atau lusa akan memintai keterangan pihak sekolah, siswa dan orang tuanya khususnya yang melakukan aksi perbuatan yang viral di media sosial," ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Kunto Darussalam Rapani SPd MSi, saat dikonfirmasi berkali-kali sejak siang hingga malam tadi, telepon gengamnya aktif, tapi tidak menjawab telepon masuk. Ketika dikonfirmasi via Whatshapp, juga tidak merespon hingga berita ini diturunkan.
Gubri Prihatin
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengaku sangat prihatin dan kecewa terhadap tindakan beberapa siswa di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul). Ini terkait perayaan kelulusan SMA dengan kegiatan coret-coret seragam. Padahal sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau sudah mengeluarkan surat edaran larangan terhadap kegiatan coret-coret seragam tersebut.
"Kami sangat prihatin dan kecewa dengan kejadian itu. Padahal sebelumnya kami juga sudah menyampaikan surat edaran supaya jangan ada kegiatan merayakan kelulusan. Apalagi dalam kondisi wabah virus corona seperti ini," kata Gubri yang disampaikan melalui Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi Riau, Chairul Rizki.
Hal lain yang juga membuat Gubri kecewa, kejadian perayaan kelulusan dengan mencoret-coret seragam, bahkan terdapat gambar yang tidak senonoh tersebut, dilakukan di bulan Ramadan. Padahal di bulan suci ini seharusnya diperbanyak kegiatan positif. "Apalagi Rohul selama ini terkenal dengan daerah yang sangat kental nuansa islaminya," sebutnya.
Terhadap tindakan para siswa tersebut, Gubri mengaku sudah memerintahkan Kepada Dinas Pendidikan Riau untuk mendata para siswa tersebut dan memberikan sanksi.
"Kepada para siswa tersebut akan diberikan teguran dan juga sanksi. Kemungkinan sanksinya berupa penahanan ijazah atau sanksi lainnya yang saat ini sedang diinventarisir oleh Dinas Pendidikan Riau," ujarnya.
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Riau Kaharuddin mengatakan, terhadap surat edaran Gubernur Riau terkait pelarangan kegiatan merayakan kelulusan, pihaknya sudah mengirimkan ke seluruh SMA dan SMK sederajat se-Provinsi Riau. Sebagai upaya antisipasi, pihak sekolah juga sudah melakukan pengumuman kelulusan pada malam hari.
"Sekolah juga sudah melarang siswa melakukan perayaan kelulusan dalam bentuk berkumpul, konvoi, coret-coret seragam dan aktivitas lain yang mengganggu ketertiban umum dan melanggar ketentuan protokol Covid-19," katanya.
Terkait kejadian di Rohul, lanjut Kaharuddin, pihak sekolah sudah menerapkan apa yang tertuang dalam surat edaran. Salah satunya yakni melakukan pengumuman hasil kelulusan malam hari, namun para siswa tersebut melakukan kegiatan coret-coret satu hari setelah pengumuman.
"Pengumuman kelulusan sudah dilakukan Sabtu (2/5) malam, tapi anak-anak tersebut melakukan kegiatan coret-coret pada hari Ahad-nya atau satu hari setelah pengumuman kelulusan," sebutnya.(epp/sol/yus/ted)
>> Selengkapnya Baca Koran Riau Pos