Pariwisata Kuansing Menyapa Dunia Dukung Parahu Baganduang

Riau | Senin, 04 Juni 2018 - 11:23 WIB

Pariwisata Kuansing Menyapa Dunia Dukung Parahu Baganduang
Masyarakat berdesakan ingin melihat dari dekat salah satu Parahu Baganduang yang sudah dihias.

KUANTANSINGINGI (RIAUPOS.CO)----Pariwisata Kuansing Menyapa Dunia Dukung Parahu Baganduang di Kategori Atraksi Budaya Terpopuler 2018

Baca Juga :Kapolres Apresiasi Kegiatan Tablig Akbar Malam Tahun Baru

SETELAH tahun 2017 Pacu Jalur tradisional Kabupaten Kuantan Singingi dinobatkan sebagai pariwisata terpopuler di Indonesia, pada ajang Anugrah Pesona Indonesia (API), tahun ini Kabupaten Kuansing kembali mengirimkan salah satu atraksi budaya yang menjadi andalan Negeri Jalur ini. Atraksi budaya tersebut bernama Parahu Baganduang.

emerintah Kabupaten Kuansing melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan memasukkan Parahu Baganduang dalam kategori Atraksi Budaya Terpopuler 2018 yang ditaja setiap tahun oleh Kementerian Pariwisata.

Oleh sebab itu, Pemkab Kuansing meminta masyarakat, terutama warga Kuansing untuk mendukung Parahu Baganduang menjadi terbaik dalam kategori Atraksi Budaya Terpopuler tahun 2018. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kuansing, Marwan SPd MM melalui Sekretaris Fakhri Edi SPd MSi, Sabtu (2/6).

"Iya, kita sudah mengirimkan Parahu Baganduang untuk kategori tersebut. Kita berharap dukungan dari semua pihak. Periode pemungutan suara (voting) akan dilaksanakan pada tanggal 1 Juni hingga 31 Oktober 2018. Caranya, ketik API 8D kirim ke 99386. Ini berlaku untuk semua operator dengan biaya tarif premium," ujar Fakhri.

Selain itu, Bupati Kuansing, Drs H Mursini MSi mengimbau kepada seluruh masyarakat, baik yang berada di Kuansing maupun yang berada di perantauan untuk bersama-sama memberikan dukungan dengan cara mengirim SMS sebanyak-banyaknya.

"Kita sudah punya pengalaman tahun lalu. Pacu jalur bisa menang. Nah, sekarang kita kembali memberikan dukungan yang sama untuk Parahu Baganduang. Kami juga akan sampaikan ke dinas-dinas dan kecamatan-kecamatan yang ada di Kuansing ini. Dengan demikian, dukungan ini akan sampai ke tingkat desa," harap Mursini.

Dengan masuknya pariwisata Kuansing dalam kategori-kategori pariwisata populer yang ada di Indonesia lanjut Mursini, secara tidak langsung pemerintah sudah mengenalkan budaya Kuansing kepada wisatawan. Dengan demikian, kedepan, Kuansing tidak saja menjadi tujuan wisata nasional melainkan tujuan wisata turis manca negara.

Seperti diketahui, Parahu Baganduang merupakan sebuah atraksi budaya khas masyarakat adat Lubuk Jambi, Kecamatan Kuantan Mudik berupa parade sampan tradisional yang dihiasi berbagai ornamen dan warna-warni yang menarik. Parahu Baganduang terdiri dari dua atau tiga perahu yang dirangkai atau diikat menjadi satu (diganduang) dan dihiasi oleh berbagai simbol adat yang berwarna-warni.

Atraksi budaya Parahu Baganduang merupakan atraksi budaya yang terbilang ramai dan sekaligus merupakan ritual yang mencerminkan kebesaran adat masyarakat Kuantan. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme kedatangan masyarakat Kuantan serta pernak-pernik hiasan perahu yang digunakan dalam atraksi ini.

Tradisi berlayar dengan parahu baganduang telah ada semenjak masa kerajaan-kerajaan dahulu. Perahu ini biasanya dipakai sebagai sarana transportasi pada waktu-waktu tertentu sebagai luapan kebahagiaan masyarakat seperti waktu panen padi, mengunjungi penghulu atau Manjalang Mamak, Manjopuik Limau, Maantar Mangkuak, dan kegunaan lainnya.

Hingga saat ini, tradisi tersebut tetap bertahan dalam ritual upacara masyarakat adat. Tradisi Perahu Baganduang ini pertama kali ditampilkan sebagai atraksi budaya pada tahun 1996.

Menurut salah seorang tokoh pemuda dan tokoh masyarakat Kecamatan Kuantan Mudik, Pebri Mahmud mengatakan bahwa tradisi tersebut hanya digelar sekali dalam setahun.

"Biasanya perlombaan dimulai pada hari raya ke empat. Namun, perlombaan ini tidak ada hadiah dan juara. Disini kepuasan masyarakat terpacu untuk menampilkan Parahu Baganduang yang indah dan lengkap dengan ornamen adat dan istiadat," kata Pebri.

Biasanya, hiasan-hiasan yang digunakan, antara lain, bendera, daun kelapa, payung, kain panjang, buah labu, foto presiden dan wakil presiden dan benda-benda lainnya yang memiliki simbol adat. Misalnya, padi yang melambangkan kesuburan pertanian dan tanduk kerbau yang melambangkan peternakan.

Nopri, warga Desa Koto Lubuk Jambi ini menuturkan bahwa dalam festival tersebut, masyarakat disuguhkan berbagai hiburan, di antaranya Rarak Calempong, Panjek Pinang, dan kegiatan Potiang Tolugh.  "Iya. Jumlah Parahu Baganduang ini bisa mencapai 20. Karena dalam satu desa ada yang dua hingga tiga Parahu Baganduang. Biasanya, para muda mudi berpasang-pasangan menaiki perahu yang dihias dari berbagai alat seperti bambu yang sudah dibentuk," kata Nopri.(adv/cr6/jps/dac)    









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook