‘’Rumah ini tidak layak dengan hasil yang seperti ini. Dari hasilnya ini seperti kerja tukang yang asal-asalan, keramiknya banyak yang lari dan plester dinding juga kasar serta kusennya juga menggunakan kayu jelek,’’ papar Jefry.
Kemudian, Jefry melanjutkan dengan melihat rumah renovasi yang tak jauh dari lokasi pertama dengan berjalan kaki. Tak ubahnya dengan bangunan yang pertama ia lihat, ternyata bangunan kedua yang direhab ini masih terlihat belum sempurna karena setelah diperhitungkan oleh bupati, renovasinya tak sesuai dengan dana Rp11 juta yang diberikan Pemkab Kampar. Kecewa dengan lokasi kedua, Jefry langsung mengunjungi lokasi ketiga dengan menggunakan sepeda motor walau cuaca gerimis mengguyur Desa Sendayan.
Sesampai di lokasi ketiga, Jefry langsung mengecek fisik dan masuk ke dalam rumah milik Rosliana yang bekerja sebagai buruh tani yang tinggal bersama anaknya Afdareni. Ketika melihat struktur atap seng yang baru diganti itu, Jefry sudah melihat keganjilan dan ketika menginjak lantai rumah panggung itu juga diketahui menggunakan kayu berkualitas rendah.
‘’Seharusnya untuk lantai ini menggunakan kayu kualitas baik dengan ukuran 1 inci, bukan kayu banci seperti ini yang hanya 1-2 cm tebalnya, saya ini pengusaha kayu jangan kalian bohongi,’’ ujar Jefry.
Tak hanya sebatas itu, Jefry juga menyesalkan ternyata plafon rumah yang cukup tua itu dibiarkan menggunakan plastik usang. Rumah yang baru satu bulan diganti atapnya itu telah mengalami kebocoran. Hal itu diketahui Jefry saat melakukan dialog dengan ibu tua sang pemilik rumah.