BENGKALIS

Kawasan Wisata Indah yang Terlupakan

Riau | Senin, 04 Januari 2016 - 13:34 WIB

Kawasan Wisata Indah yang Terlupakan
WISATA ANDALAN: Pantai Rupat salah satu kawasan wisata andalan Kabupaten Bengkalis, selain pantai Selatbaru yang perlu pembenahan maksimal. Foto diambil beberapa waktu lalu.

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) - Pembangunan dunia pariwisata termasuk skala prioritas yang digaungkan Pemkab Bengkalis lima tahun terakhir. Sayang, pengembangan Pantai Pasir Putih, Rupat sebagai wisata bahari terindah di Riau belum begitu maksimal. Terlebih Pantai Indah Selatbaru, hampir tidak ada sentuhan pembangunan selama lima tahun terakhir. Apalagi pantai Tenggayun, Jangkang, Parit Dua Pambang begitu pula Teluk Lancar.

Lalu seperti apa bagian daratan pantai, tempat pengunjung bermain atau berteduh saat berkunjung ke pantai. Hanya ada permainan ala “Ninja Warior” yang dibangun, itupun kondisinya sudah banyak yang rusak. Kawasan tempat-tempat santai tidak terawat, terendam saat pasang keling dan hujan lebat.

“Untuk menata kawasan pantai sekecil ini saja pemerintah tak mampu. Pertanyaannya, seperti apa komitmen pemerintah dalam membangun dunia pariwisata bahari yang selama ini digaungkan,” keluh Mazlan warga Kembung Luar Bantan, Sabtu (2/1).
Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kegalauan Mazlan dan para pengunjung pantai tidak hanya itu, fasilitas untuk berwudhu’ memang sudah sudah disiapkan, namun tidak maksimal dan tidak tertata dengan baik. Akses jalan mau ke tempat shalat atau wudhu’ tidak dibangun, akibatnya mereka yang ingin berwudhu’ dan mandi air bersih setelah bermain pantai hasrus melewati lorong becek.

Ternyata persoalan belum tuntas hanya  pada  persoalan sarana di kawasan  pantai. Mereka  yang  pernah  berkunjung ke Pantai Selatbaru terutama saat musim liburan pasti pernah merasakan antrean berjam-jam di pintu masuk kawasan pantai. Kondisi seperti itu juga terjadi pada Jumat (1/1), hari pertama di tahun baru 2016. Antrean panjang sekitar 3,5 KM terjadi di pintu masuk kawasan pantai, akses jalan yang sangat-sangat minim (kecil,red) membuat para pengunjung saling berdesakan dan ingin mendahului, akibatnya sejumlah kendaraan ‘melintang pukang’ maka terjadilah kemacetan berjam-jem.

Rencana pembangunan jalan baru untuk akses keluar dari pantai sudah empat sampai lima tahun lalu digagas, tapi sampai awal tahun 2016 ini sejengkal jalan yang direncanakan itu belum juga terealisasi. “Persoalan macet, akibat jalan sempit dan hal-hal vital lain di pantai ini sudah terjadi bertahun-tahun lalu, tapi belum pernah terurai hingga hari ini. Pertanyaannya lagi apakah pemerintaj sadar, atau memang tidak pernah tahu karena para pejabat dan keluarganya tidak berlibur di Selatbaru,” kesal Mazlan.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook