KEPULAUAN MERANTI

Pariyu, Pencari Kulit Kayu Medang di Hutan Makam Kemarau, Bisa Dapat 1 Ton dalam 20 Hari

Riau | Senin, 02 November 2015 - 10:11 WIB

Pariyu, Pencari Kulit Kayu Medang di Hutan Makam Kemarau, Bisa Dapat 1 Ton dalam 20 Hari
ahmad yuliar/riau pos bawa kulit kayu: Pariyu saat membawa pulang kulit kayu medang ke Desa Tanjung Darul Takzim, Sabtu (31/10/2015).

Pariyu mengaku, bahwa dua bungkus besar kulit medang tersebut sudah kering. Ia terlebih dahulu menjemurnya di dalam hutan.  Sehingga saat membawanya lebih ringan dan bisa lebih banyak.

Jarak tempat ia menjemur tersebut lebih kurang 7 km  di dalam hutan atau tempatnya di sekitar pohon medang yang dikulitinya. Dengan jarak tersebut ia menggunakan sepeda dan berjalan kaki.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Setelah mendapatkan dan menguliti kayu medang, ia akan langsung menjemurnya di sekitar pohon medang tersebut. Setelah semuanya kering, baru dibawa pulang ke kampung.

Saat membawa keluar kulit kayu medang yang sudah kering di musim kemarau bisa dilakukannya sekali dalam 20 hari. Sekali bawa pulang ke kampung rata-rata sebanyak 1 ton.

“Di kampung untuk kayu medang kering Rp2.300. Kalau basah lebih murah,” katanya yang selalu mengeringkan terlebih dahulu baru menjulanya.

Menurut Pariyu kulit medang itu sebagai bahan dasar untuk membuat obat nyamuk, dupa atau sejenisnya. Di Desa Tanjung Darul Takzim juga terdapat penampung yang akan membeli kayu medang kering yang dikumpulkannya tersebut. “ya cukuplah untuk makan sehari-hari dan membiayai anak sekolah,” tambahnya lagi.

Namun kondisi sebaliknya, jika musim hujan maka penjualan dari kulit kayu medang akan menurun. Sebab kulit kayu medang akan sulit untuk dikeringkan.

“Kalau musim hujan, akan sangat lama mengeringkan kulit kayu medang ini. Tak jarang juga saya jual dengan kondisi belum kering arau basah yang hanya dihargai Rp1.000 per kilogramnya,” terangnya.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook