Ia tetap memaksakan mendorong gerobaknya yang tak ringan tersebut kekerumunan demonstran demi mengais rezekinya yang semakin hari semakin menipis karena asap.Mau tidak mau ia berjibaku diantara demonstran agar dagangan tetap laku. Sebab, jika hanya mengandalkan masyarakat biasa dan anak sekolah yang membeli, saat ini hasilnya tidak seberapa.
Maraknya aksi demo yang terjadi di Pekanbaru akhir-akhir ini memang selalu dinantinya. Dengan begitu, paling tidak setengah dari dagangannya bisa terjual. Dibanding berkeliling dan parkir didepan kantor, Wisnu mengatakan hasil berjualan ditengah demo jauh lebih menjanjikan.
Wisnu tak sendiri. Pedagang lainnya, Yadi juga saat ini menggantungkan periuk anasinya pada aksi demo serupa. Pedagang aneka makanan ringan dengan sepeda motor tersebut mengaku saat ini memang lebih mengandalkan penjualan disaat demo ketimbang berkeliling ditengah asap.
“Ya kita selalu cari info tentang demo. Karena saat ini kalau mengandalkan pembeli dari masyarakat biasa sedikit sekali. Paling laku cuma Rp30 ribu sampai Rp50 ribu per hari. Kalau demo, bisa dua kali lipat,” ujar Yadi.
Meski begitu, ia tetap berharap musibah asap bisa segera teratasi hingga dirinya dan PKL bisa kembali mencari nafkah den penghasilan mereka bisa seperti dulu.(cr3/yls)
