RENGAT (RIAUPOS.CO) - Keceriaan Khoir Mulyadi (12) mantan murid SDN 001 Seberida Kecamatan Bantang Gangsal tidak seperti anak-anak seusianya. Anak pasangan Taruna Meliala (49) dan Zubaida (48) ini menjadi lumpuh ketika bagian kepala sebelah kirinya ditimpa tiang bendara pada saat pelaksanaan upacara bendera pada hari Senin tanggal 10 Desember 2012 silam.
Tidak banyak yang tahu, keberadaan anak malang bersama orangtuanya saat ini. Begitu juga dengan pekerjaan orangtuanya, untuk menutupi kebutuhan hidup sehari.
Karena sebelumnya, Taruna pernah berpenghasilan mencapai sebesar Rp 12 juta per bulan atas kerjasama dengan salah satu perusahaan dalam pengelolaan armada angkutan buah dan karyawan. Namun saat ini, Taruna bersama istri dan anaknya harus rela tinggal di kios Terminal Gerbang Sari Jalan Lintas Timur Kelurahan, Pematang Reba, Kecamatan Rengat Barat.
Dikios itu pula, sehari-hari Taruna harus menjalani hidup dengan bekerja sebagai pemulung sampah untuk mengais rezki dari tong-tong sampah yang ada diseputaran Kelurahan Pematang Reba. Bahkan, sehari-hari Khoir Mulyadi harus ikut orangtuanya mencari kardus dan sampah plastik.
“Khoir terpaksa saya ajak setiap hari mencari sampah yang bisa dijual. Karena kalau satu hari tidak keluar rumah, Khoir sepertinya sunduk dan stres yang menyebabkan pada malamnya menjadi kejang-kejang,” ujar Taruna saat ditemui di Kios Terminal Gerbang Sari, Ahad (7/2).