Sebagai institusi yang sudah 20 tahun berada di Riau, Politeknik Caltex Riau selalu berusaha untuk memberikan kontribusi terbaik untuk kemajuan Riau. Salah satunya kontribusi dalam memajukan pendidikan di Riau dengan berkolaborasi bersama pemerintah dan industri, baik lokal maupun nasional.
Berjalan Lancar
Secara umum pelaksanaan PPDB online SMA/SMK di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) pada hari pertama berjalan lancar, Senin (28/6). Karena sebelum pelaksanaan PPDB, masing-masing sekolah sudah menyosialisasikan tutorial PPDB kepada masyarakat.
Di Inhu terdapat 22 SMA negeri dan 12 SMK negeri. Sementara pelaksanaan PPDB online dimulai sejak Senin (28/6) hingga Sabtu (3/7) mendatang. Di SMAN 2 Rengat Barat, PPDB agak berbeda dibandingkan sekolah lainnya. Karena, setiap calon peserta didik yang menelepon ke nomor kontak yang tertera dalam brosur, dihimpun dalam grup WhatsApp.
Sehingga pada saat pendaftaran, calon peserta didik tidak ada lagi salah dalam penentuan pilihan jalur. Bahkan tidak lagi ada kesalahan dalam melampirkan persyaratan.
"PPDB pada hari pertama berjalan lancar," ujar Kepala SMAN 2 Rengat Barat Dr Anto S.Sos Msi melalui Ketua PPDB, Suryati S.Sos, Senin (28/6).
Dijelaskannya, setiap calon pendaftar yang menelepon sudah dapat diketahui jalur yang akan dilaluinya. Jika tempat tinggal calon pendaftar berada di sekitar sekolah, maka akan masuk jalur zonasi. Ketika calon pendaftar memiliki nilai bagus, akan masuk dalam jalur prestasi. Begitu juga bagi calon pendaftar yang sebelumnya sebagai penerima program kartu Indonesia pintar (KIP), maka akan masuk jalur afirmasi.
Pada tahun ini SMAN 2 Rengat Barat hanya menerima calon peserta didik baru sebanyak 108 siswa, untuk tiga rombel. Jika melebihi dari jumlah daya tampung, baru akan dilakukan seleksi dan perangkingan. "PPDB online ini dibuka hingga tanggal 3 Juli mendatang," terangnya.
Sementara itu Kepala Cabang Disdikbud Riau di Inhu Akmal SE MSi mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan tentang kendala pada pelaksanaan PPDB online. Pihaknya hingga siang belum dapat mengetahui jumlah calon peserta didik yang mendaftar.
"Data PPDB masuk ke Dinas Pendidikan, setelah itu baru dikirimkan ke daerah," terangnya.
Di Meranti Sejumlah Kendala Muncul
Di Kepulauan Meranti, masih ada keluhan dari sejumlah orang tua dan wali murid yang datang langsung ke sekolah dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah masih belum paham dengan sistem mendaftar secara online yang diberlakukan saat ini.
Seperti Fauzi yang mengaku masih belum mengetahui secara pasti bagaimana sistem mendaftar online yang diberlakukan. Dirinya bahkan hendak mendaftarkan anaknya secara manual kepada pihak sekolah, tidak secara daring.
"Kami sudah coba daftarkan secara online namun tadi ada terkendala karena nomor Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) tidak terbaca. Makanya kami coba tanyakan langsung ke sekolah," ujarnya, Senin (28/6).
Dirinya mengatakan hendak mendaftarkan anaknya ke SMAN 1 Tebingtinggi melalui jalur zonasi.
"Tadi sudah mendapat langsung informasi kalau soal nomor itu harus ditanyakan lagi ke sekolah asal," ujarnya.
Sementara itu Ketua PPDB SMA N 1 Tebingtinggi Fadillah yang dikonfirmasi di lokasi menjelaskan memang sosialisasi memang terbilang cukup mendadak dengan jadwal pendaftaran.
"Kemarin operator ke Pekanbaru untuk pelatihan teknis, kemudian informasinya dapat waktu di sana untuk sehingga sosialisasi mulai kita lakukan pada Ahad," ungkapnya.
Dirinya mengatakan segala upaya sosialisasi sudah dilakukan. Mulai dari pemberitahuan melalui media sosial dan pembaruan spanduk yang dipasang di sekolah. Di samping itu, ia tidak menyangkal terdapat dua kendala yang dominan dialami oleh calon murid saat akan mendaftar. Di antaranya tidak terbacanya NISN calon siswa melalui sistem pendaftaran online. Hanya saja permasalahan tersebut tidak berada di sistem pendaftaran, melainkan berada di sekolah asal. "Ada yang bermasalah karena NISN siswa yang bersangkutan tidak terbaca dan itu harus dilaporkan ke sekolah asal," ujarnya.
Selain itu ada juga yang bermasalah karena berkas rapor nilai yang harus diunggah saat pendaftaran siswa berkapasitas tidak boleh lebih dari 10 megabyte (MB). "Jadi berkas lapor siswa itu ada yang kapasitasnya lebih dari 10 MB itu tidak bisa dilakukan. Itu juga mungkin dari sekolah asal berkasnya sudah seperti itu, dan bisa langsung konfirmasi dari sekolah bersangkutan," ujarnya.(sol/kas/wir/hen)