NORIZAM JAJAKI HOME BASE DI BATAM

PSPS Riau Didenda Rp115 Juta dan Sanksi 3 Laga tanpa Penonton

Riau | Sabtu, 01 Oktober 2022 - 11:46 WIB

PSPS Riau Didenda Rp115 Juta dan Sanksi 3 Laga tanpa Penonton
Perusakan dan pembakaran kursi Stadion Utama Riau oleh suporter PSPS Riau, Kamis (22/9/2022) lalu. (DEFIZAL/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)  - "Suporter minta saya keluar maka saya keluar dari Pekanbaru. Saya keluar dan saya bawa PSPS Riau. Saya akan pastikan PSPS Riau tiada lagi di Pekanbaru selama mana ada suporter berperangai anarkis dan merusak. Selagi suporter kasar, PSPS akan semakin jauh. Ini janji saya," demikian chat Presiden PSPS Riau Norizam Tukiman via WhatApps, Jumat (30/9).

PSPS tampaknya benar-benar hilang di Riau. Selain sepakat menjual 25 persen saham PSPS ke pria asal Deli Serdang bernama HT Mufrizal, Kamis (29/9), Norizam Tukiman juga telah membawa "lari" PSPS ke Lubuk Pakam. Pria yang akrab dipanggil Bos Zam ini menjadikan Stadion Baharoeddin Siregar, Lubuk Pakam, Sumatera Utara sebagai home base sementara hingga putaran pertama Liga 2 usai.


Tak hanya itu, pengusaha kuliner dan perhotelan asal Malaysia ini juga bakal membawa PSPS ke Batam, Kepulauan Riau di putaran kedua nantinya. "Saya sekarang di Batam sebentar. Saya lihat-lihat apa apa kerjasama di Batam inilah, ada bisnis dan juga pasal bola-bola juga gimana," ujarnya, Jumat (30/9).

Sekaligus menjajaki PSPS pindah home base ke Batam di putaran kedua? "Ai, pandai engkau, pandai engkau menerka (menebak, red). Tapi, itu belum pasti lagi. Belum lagi, saya sebenarnya  senang di Riau dan saya pun senang di Pekanbaru, saya suka di Pekanbaru. Tapi saya rasa suporter terlalu anarkis. Makanya saya keluarlah," ujarnya.

Di sisi lain, Komite Disiplin PSSI menjatuhkan sanksi buat PSPS dalam kasus pelanggaran regulasi dan disiplin karena dinilai gagal menjalankan tanggung jawab menjaga ketertiban dan keamanan dalam pertandingan menjamu PSMS Medan di Stadion Utama Riau pada Rabu (22/9) lalu.

Dalam salinan keputusan Komite Disiplin PSSI itu, tertulis tiga bentuk yang melanggar regulasi Liga 2 Tahun 2022/2023 dan Kode Disiplin PSSI Tahun 2018. Pertama, ada pemain PSPS Riau, Barnabas Sobor tidak menggunakan badges Liga 2 pada lengan kanan jersey. Kedua, terjadinya penyalaan lebih dari 10 flare oleh suporter PSPS Riau di tribun utara. Ketiga, adanya suporter PSPS Riau melakukan pengrusakan stadion, termasuk merusak bangku stadion dan membakar spanduk yang dibawa.

Atas pelanggaran tersebut, Komite Disiplin PSSI memutuskan PSPS Riau dijatuhkan sanksi berupa denda Rp115 juta plus harus menjalani laga kandang tanpa penonton sebanyak tiga kali beruntun mulai laga lawan Karo United , Sabtu (1/10) hari ini.

Norizam Tukiman mengatakan, sanksi denda yang diterima PSPS tentunya sangat merugikan klub. 

"Denda yang sebenarnya tidak seharusnya kita terima. Uang sebesar Rp115 juta dan juga uang membayar kursi yang rusak hampir Rp300 juta, kan banyak itu. Seharusnya boleh kita gunakan beli pemain atau memperbaiki fasilitas, tapi malah kita membayar yang tidak seharusnya," ujarnya, Jumat (30/9).

Tidak hanya membayar denda dari PSSI, PSPS Riau pun juga harus membayarkan ganti rugi ratusan kursi Stadion Utama Riau yang dirusak oleh suporter saat pertandingan melawan PSMS Medan lalu. "Dan kita juga disanksi dengan tidak menerima penonton sebanyak tiga kali pertandingan. Jadi ini suatu perkara yang menyebabkan saya keluar dari Pekanbaru," ungkapnya.

Norizam Tukiman mengatakan, suporter yang mencintai dengan merusak itu sangat berbahaya.  "Saya betul-betul sedih sekali dan dipergunakan oleh suporter dengan menyebut kata "Anjing" dan sebagainya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa ingin potong kepala saya. Ini suporter seperti apa yang mau potong kepala saya sebagai presiden klub. Itu kan sebagai ancaman. Makanya saya semakin menjauh dari Pekanbaru," kata Norizam.

Bahkan, Norizam menegaskan lebih rela PSPS Riau tidak memiliki fans jika memiliki fans yang anarkis dan merusak seperti ini. "Saya lebih rela tidak ada fans. Saya lebih rela tidak ada fans jika seperti ini, jelaskan saja. Ini permintaan saya, tidak ada  fans. Saya nggak mau dibilang nyari untung. Kita tidak ada fans tidak apa-apa. Saya lebih rela ada fans yang paham dari pada fans yang anarkis," ujarnya.(das/dof)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook