JADI POLISI IDOLA, DICINTAI MASYARAKAT

Wawancara Eksklusif Kapolda Riau Irjen M Iqbal, Spesial Hari Bhayangkara Ke-77

Riau | Sabtu, 01 Juli 2023 - 11:06 WIB

Wawancara Eksklusif Kapolda Riau Irjen M Iqbal, Spesial Hari Bhayangkara Ke-77
Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal (kanan) diwawancara oleh Asisten Redaktur Riau Pos Afiat Ananda sempena Hari Jadi ke-77 Bhayangkara di Mapolda Riau,Pekanbaru, Jumat (30/6/2023). (MHD AKHWAN/RIAUPOS)

Jelang Hari Bhayangkara ke-77 yang jatuh, Sabtu (1/7) hari ini, Riau Pos berkesempatan mewawancarai langsung Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal.Berbagai harapan tercurah baik kepada instansi Polri, personel Bhayangkara hingga harapan serta tujuan program Presisi Polri. Berikut petikan wawancara wartawan Riau Pos Afiat Ananda bersama Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal.

Selamat malam Bapak Kapolda, bagaimana hari-harinya jelang Hari Bhayangkara?
Not as ussual. Dalam beberapa minggu belakangan ini memang dalam rangkaian Hari Bhayangkara ke-77 ini kami memang bisa dibilang sedikit sibuk. Namun sesibuk apapun kami, harus mampu memberikan pelayanan, perlindungan dan pengayoman. Agar gangguan keamanan jangan sampai meningkat. Oleh karena itu kami tetap melakukan yang terbaik.

 


Apa yang berbeda dengan Hari Jadi ke-77 Bhayangkara tahun ini?  
Sebenarnya hampir sama. Semangatnya sama. Dalam rangka Hari  Bhayangkara, kami ingin mempersembahkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Jadi berorientasi kepada keperluan masyarakat. Kami hadir semaksimal mungkin untuk masyarakat. Tahun ini lebih banyak memang kegiatan rangkaian Hari Bhayangkara.

Ada beberapa lomba, kegiatan sosial, revitalisasi tempat ibadah, bedah rumah, dan sebagainya. Bapak Kapolri ingin, seluruh jajaran menyampaikan bahwa Hari Bhayangkara ini tidak perlu gemerlap, tapi kami menyajikan sesuatu yang gemerlap kepada masyarakat. Kami lakukan bakti sosial, bakti kesehatan. Banyak sudah. Bayangkan berapa bakti sosial yang kami lakukan, bedah rumah, operasi bibir sumbing, operasi katarak, sunat massal, terbaru adalah kurban.

Sambil kami melakukan aktivitas sehari-hari melakukan perlindungan, pengayoman kepada masyatakat upaya preemtif dan preventif, fungsi-fungsi pencegahan Bhabinkamtibmas, sampai upaya penegakan hukum kepada pelaku-pelaku kriminalitas.

Bhayangkara lebih melekat kepada personel. Bapak Kapolda sendiri sering katakan, Polisi harus lebih sabar kepada masyarakat. Pengawasan di lapangan bagaimana?
Memang itu ada rangkaian proses yang saya katakan well organize di dalam satu SDM, kami lakukan mulai dari rekrutmen. Kami masukkan proses psikologi, proses kemampuan kesehatan jasmani, kami lihat postur, lihat mental, dan ideologis mereka.

Kemudian kami gembleng lagi saat pendidikan bahwa mereka itu pelindung masyarakat, pengayom masyarakat. Mereka harus menjadi idola masyarakat karena jiwa kemanusiaan. Jiwa ragaku demi kemanusiaan. Kalau masyarakat melihat seorang polisi, mereka merasa aman dan nyaman. Sampai mereka tugas, kami tetap lakukan pengawasan.

Bahasa terminologi kepolisian itu ada namanya pengawasan melekat. Gunanya ingin meyakinkan quality control semua SDM Bhayangkara dan kepolisian mampu menampilkan jiwa humanis. Yang sering saya katakan, polisi hadir di tengah-tengah masyarakat. Misal ada penyampaian pendapat di muka umum. Itu hak masyarakat yang diatur oleh negara. Ada UU yang mengatur. Silakan berbicara apa saja tapi ada limitatifnya, norma-norma yang ada di lingkungan, tidak melanggar hukum.

Namun di sana ada dinamika, ada beberapa komunitas atau sekelompok masyarakat yang mungkin emosional. Polisi tidak boleh ikut emosional. Jangan sampai ‘’sumbu pendek’’. ‘’Sumbu’’ kami harus panjang sekali. Kenapa polisi dibekali senjata? Untuk upaya kepolisian, dengan catatan apabila ada pelanggaran hukum di situ, ada perlawanan. Jadi proses menjadikan polisi-polisi kita ini menjadi polisi pelayan dengan semangat humanisme.

Terbaru ada peluncuran Polisi RW. Apakah ini sebagai upaya lebih mendekatkan lagi kepada masyarakat atau seperti apa?
Apa sih core tugas utama polisi itu? Tugas utama polisi itu preemtif dan preventif. Bapak Kabarhakam, mengeluarkan statement saya sepakat. Memang polisi reserse dimanapun, melakukan pengungkapan perkara itu merupakan kebanggaan. Katakanlah kasus-kasus besar, pembunuhan mutilasi, kami bangga. Atau kasus narkoba besar, kami bisa tangkap. Sampai ke jaringan internasional. Kami bangga, kami bisa menjamin kepastian itu. Tapi kalau kita bisa mencegah, tidak akan terjadinya pembunuhan, pemukulan, caos massal atau perkelahian antarkampung, itu merupakan kemuliaan.

Sebenarnya tugas kepolisian itu pencegahan. Kalau ada pencegahan itu maka tidak ada korban, tidak pelaku. Kerusakan tidak ada. Kalau sudah diungkap itu pasti ada korban. Jadi Polisi RW itu, Kapolri ingin seluruh sumber daya polisi bergerak. Memang bhabinkamtibmas back bone-nya. Tapi back up maksimal tugas bhabinkamtibas, Kapolri memerintah  semua polisi  yang ada jadi Polisi RW.

Mencegah kejahatan dan menjembatani apapun permasalahan yang ada dinamika di tengah masyarakat. Polisi RW turun setidaknya bisa menaikkan permasalahan tersebut ke atasannya, atau bisa langsung ke camat dan sebagainya.

Seberapa efektif?
Saya kira sangat efektif. Bayangkan, penyidik reserse, staf di Itwasda, di Bidkum, Propam menjadi Polisi RW semua. Tapi tugas mereka tetap jalan. Jadi pulang kerja, ngopi dulu sama RW, sama warga. Kenapa kami bebankan Polisi RW harus kenal sama RW-nya, RT-nya, warganya? Karena dia harus menjadi social capital. Sering mendengarkan keluhan, aspirasi masyarakat, terus responsif.

Terus satu lagi ternyata polisinya profesional, polisinya cerdas secara teknis dan taktis. Dan strategi kepolisian. Ini kan masalah kepercayaan. Apapun tugasnya, sudahlah. Dia santun, dia baik, dia senyum dia mendengar terus responsif cerdas. Kami mengidolakan polisi yang seperti itu. Kalau begitu, in sya Allah personel Polda Riau pasti diidolakan masyarakat. In sya Allah dengan kemauan, dukungan masyarakat maka tidak hanya pujian, bukan hanya dukungan tapi kritik dari masyarakat juga merupakan dukungan bagi kami.

Apa pesan Kapolda untuk personel di Hari Bhayangkara ini?
Layani masyarakat, lindungi dan ayomi masyarakat dengan tulus dan ikhlas. Berikan kemampuan semaksimal mungkin secara profesional,  secara tulus, dan ikhlas kepada masyarakat. Polisi itu mulia bukan karena jabatan dan pangkat, apalagi bukan hartanya polisi menjadi mulia. Tapi  karena dicintai masyarakat. Dicintai dan disayang.(das)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook