JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Narasi dukungan kepada Ketua KPK Firli Bahuri sebagai calon presiden Pemilu 2024 menuai banyak sorotan. Munculnya narasi lewat baliho dan spanduk menguatkan indikasi bahwa Firli memanfaatkan jabatannya sebagai ketua KPK untuk menggalang dukungan politik.
Ketua IM57+Institute M Praswad Nugraha mengatakan, indikasi bahwa Firli ingin masuk bursa capres maupun cawapres terlihat dari spanduk dan baliho yang bertebaran di sejumlah titik. Karena itu, Praswad meminta Firli tidak menutup-nutupi syahwat politik tersebut. "Firli jangan malu-malu tapi mau," sindirnya kemarin (30/5).
Jika ingin maju dalam bursa capres-cawapres, kata Praswad, Firli semestinya segera mundur dari jabatan ketua KPK. Praswad khawatir KPK akan menjadi alat politik Firli. Artinya, KPK terancam tak lagi independen dan dipercaya publik. "Manuver politik Firli sangat membahayakan independensi KPK," ucap mantan penyidik KPK tersebut.
Di sisi lain, Firli mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang memasang spanduk dan baliho itu. Dia mengisyaratkan tidak terkait dengan munculnya spanduk dan baliho dukungan tersebut. "Jika (spanduk-baliho) itu dimaksudkan untuk mendukung KPK memberantas korupsi, kami ucapkan terima kasih. Tapi untuk dipahami, saya tidak terpengaruh dengan isu capres dan pencapresan," ujarnya dalam pesan tertulis.
Plt Juru Bicara KPK Bidang Penindakan Ali Fikri menambahkan, pemasangan baliho yang ramai diperbincangkan itu tidak berkaitan dengan program KPK. Dia menyebut kegiatan sosialisasi dan kampanye yang dilakukan KPK selama ini hanya berfokus pada upaya membangun kesadaran masyarakat agar menjauhi korupsi. Bukan untuk capres atau pencapresan.(tyo/c18/bay/jpg)