PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dugaan persekusi yang dilakukan terhadap Neno Warisman saat berkunjung ke Pekanbaru pada Sabtu (25/8) lalu menjadi sorotan banyak pihak. Terlebih, dalam aksi penolakan itu, diduga ada campur tangan ‘’orang luar’’.
Terkait hal ini, muncul banyak desakan agar Polda Riau mengusut pihak pengacau saat itu. Sebelumnya desakan itu muncul dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, tapi kini desakan itu datang dari 53 organisasi masyarakat (ormas) yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Menuntut Keadilan (GMMK).
Bahkan, GMMK telah membuat pernyataan sikap. Pernyataan sikap itu dibacakan di aula Masjid Al Falah Darul Muttaqin, Jalan Sumatera, Pekanbaru, Selasa (28/8) siang. Pernyataan sikap itu dibacakan Penasihat Hukum GMMK Bambang Rumnan SH MH. Saat pembacaan pernyataan sikap itu, dihadiri langsung oleh sejumlah ormas. Seperti, FPI, Persis, Alwasliah, Muhammadiyah, Ikatan Dewan Masjid Indonesia, dan BEM universitas. Bahkan, pernyataan sikap ini dipantau oleh sejumlah personel kepolisian dan TNI.
“Dengan demikian, kami dari segenap pengurus, personel ormas, OKP, LSM, BEM yang tergabung dalam GMMK Riau, meminta kepada pihak yang berwenang mengusut tuntas tindakan persekusi terhadap Neno Warisman, agar persoalan hukum serupa tidak terulang lagi di Negeri Malayu yang kita cintai ini,” kata Bambang Rumnan.
Mereka juga menilai ada pembiaran oleh pihak keamanan terhadap persekusi yang dilakukan terhadap Neno Warisman. “Apakah pihak kepolisian tidak melakukan pengamanan sesuai dengan tugas dan wewenang sesuai dengan undang-undang?” ujarnya.
Dia juga meminta untuk mengusut oknum kelompok itu, diproses secara hukum untuk mempertanggungjawabkan tindakan melawan hukum. “Kelompok yang telah membuat onar dan melakukan penghadangan itu, ternyata bukanlah warga tempatan. Usir mereka dari Bumi Melayu karena kehadiran mereka justru membuat masalah,” ujar dia.
Sementara Ketua GMMK Riau, Yana Maulana mengaku malu dengan penghadangan yang dilakukan terhadap Neno Warisman itu. Sebab, Neno adalah tamu di Riau. Bukan sikap orang Riau jika menolak tamu yang datang dengan baik-baik. Apalagi, kata Yana, yang melakukan aksi penolakan Neno Warisman tersebut, bukanlah orang Riau.
“Melihat dari tampilan, gaya dan bahasa, mereka bukan orang Riau. Kita dipermalukan di kampung sendiri. Kita dipermalukan,” tegasnya.