JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Warga Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, memimpin pelepasan capres nomor urut 1 Anies Baswedan untuk melakukan kampanye di berbagai daerah di Indonesia. Secara simbolis, pelepasan itu ditandai dengan pemberian bendera bertuliskan "AMIN ANIES-MUHAIMIN" berwarna dasar putih oleh Ketua RT Kampung Akuarium Topas Juanda.
Anies juga mengatakan, dalam perjalanan kampanye ke berbagai daerah ini, pihaknya menyebut dengan ekspedisi.
"Jadi barusan kita memulai perjalanan ekspedisi tadi dilepas dengan memberikan bendera oleh bung Topas, Ketua RT Kampung Akuarium," katanya kepada wartawan di Gor Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (28/11/2023).
Ia mengatakan, Kampung Akuarium merupakan kawasan permukiman yang sebelumnya dihancurkan dan warganya banyak telantar. Saat menjabat sebagai Gubernur DKI, ia kemudian berjanji untuk membangunnya kembali.
"Dengan mengedepankan prinsip kesetaraan keadilan. Mereka yang kemudian pada hari ini melepas untuk sebuah perjuangan yang sama," tegasnya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan bahwa perjuangan untuk menghadirkan kesetaraan itu akan dibawanya ke ranah yang lebih luas di Indonesia.
"Pada prinsipnya adalah mereka yang kecil dibesarkan dan yang besar jangan dikecilkan," ucapnya.
Dalam ekpedisi ini, warga Kampung Akuarium juga menitipkan delapan pesan untuk dibawa ke seluruh Indonesia:
1. Tujuan yang baik harus ditempuh dengan cara-cara yang baik. Jalankan ekspedisi ini dengan cara-cara yang mulia, selalu tegakkan prinsip keadilan dan kesetaraan dalam setiap tempat yang dikunjungi.
2. Mendengarkan dan mencatat dengan sepenuh hati aspirasi dalam setiap kesempatan berinteraksi dengan warga. Tak boleh ada satu pun suara hati yang tak tercatat dalam ekspedisi.
3. Menerapkan prinsip-prinsip inklusivitas dalam ekspedisi. Bertemu warga terpinggirkan, komunitas adat, memberikan akses pada penyandanh disabilitas, dan mendengarkan semua warga tanpa kecuali.
4. Temui orang-orang yang selama ini berjasa dalam hidup kita dan belum mendapatkan keadilan: guru, petani, nelayan, peternak, buruh, pekerja migran, pedagang kecil, tenaga kesehatan, dan profesi lainnya yang bekerja dalam sunyi.
5. Hargai setiap suara anak-anak muda yang ditmui. Ajak pemuda berdialog dalam ekspedisi. Jadikan pertemuan dengan pemuda dan pemudi sebagai inspirasi memecahkan beragam solusi permasalahan bangsa ini.
6. Memperhatikan secara khusus harapan-harapan dari para perempuan. Seorang perempuan bisa mengubah perjalanan satu generasi. Dengarkan suara hati perempuan.
7. Terbuka terhadap kritik. Pandang kritik sebagai ekspresi kepedulian, bukan suara-suara yang harus disingkirkan.
8. Jadikan ekspedisi ini sebagai ikhtiar mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman