Rencana BNPT ke Suriah Terkendala Covid-19

Politik | Jumat, 28 Mei 2021 - 09:55 WIB

Rencana BNPT ke Suriah Terkendala Covid-19
Boy Rafli Amar

 JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berencana terjun langsung ke Suriah. Hal itu dilakukan khusus untuk menanggulangi ancaman terorisme lintas batas atau foreign terrorist fighters (FTF). 

Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar mengatakan, ancaman terorisme lintas batas itu juga melibatkan banyak WNI di luar negeri. Total jumlah FTF atau warga negara asing yang terlibat terorisme di berbagai negara mencapai 30–42 ribu orang. 


 "Di Indonesia, gambaran FTF asal Indonesia sebagaimana perkiraan Satgas FTF BNPT adalah sekitar 1.500 orang," jelas Boy dalam rapat bersama Komisi III DPR kemarin (27/5). Perinciannya, 800 orang belum pulang, 100 meninggal, 550 deportan sudah kembali, dan 50 returnee. Sejak 2015, dilakukan proses hukum terhadap 120 deportan dan returnee.

Bagi deportan dan returnee yang tidak diproses hukum, mereka dimasukkan ke balai rehabilitasi dan rumah perlindungan yang dikelola Kementerian Sosial bersama BNPT dan Densus 88. Namun, melihat masih tingginya angka FTF yang belum pulang, BNPT pun bermaksud untuk melakukan asesmen ke luar negeri. Terutama Suriah yang menjadi lokasi ISIS. "Kami seharusnya berangkat ke Suriah untuk melakukan asesmen. Namun, kami menunggu sinyal berkaitan dengan kondisi pandemi Covid-19," lanjut mantan Kapolda Papua dan Banten itu. Lewat asesmen tersebut, mereka akan mendata kondisi WNI di sana dan melaporkannya kepada presiden. BNPT juga akan melakukan analisis apakah para WNI itu layak untuk direpatriasi atau dikembalikan ke Indonesia.(lum/jpg)

 Selain itu, Boy menyampaikan rencana BNPT membangun pusat analisis dan pengendalian krisis pada 2021. Pembangunan senilai Rp 63 miliar tersebut memasuki tahap pengadaan barang dan jasa. Mulai data center, command monitoring center, big data analysis, hingga sistem informasi penanggulangan terorisme. 

"Diharapkan terintegrasi dengan kementerian lembaga secara real time untuk menunjang peran BNPT sebagai pusat analisis dan pengendalian krisis," jelas Boy. (deb/c7/bay)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook