(RIAUPOS.CO) - DPP PKB akhirnya mengumumkan jajaran kepengurusan baru periode 2019–2024, Senin (26/8). Lima tahun ke depan, Muhaimin Iskandar, ketua umum PKB akan dibantu tiga wakil ketua umum. Sementara nama dua politisi senior, Abdul Kadir Karding dan Lukman Edy tak masuk di jajaran elite partai.
Pengumuman pengurus baru PKB disampaikan wakil ketua umum Ida Fauziyah, didampingi ketua bidang komunikasi dan informasi teknologi Ahmad Iman di kantor DPP PKB Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat kemarin.
Menurut Ida, pembentukan pengurus DPP PKB merujuk pada anggaran rumah tangga (ART) DPP PKB hasil Muktamar Bali 2019. Dalam Pasal 16 Ayat 4 disebutkan Ketua Umum DPP Partai bertugas, bertanggungjawab, berwenang dan berhak untuk bertindak ke dalam maupun keluar atas nama partai dan untuk eksistensi, program dan kinerja partai.
Selain itu, Ketum juga berhak mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga keutuhan organisasi dan ideologi partai. Serta mengubah struktur, menyusun, mengganti dan memberhentikan personalia dewan pengurus pusat sesuai kebutuhan dan tantangan baru yang dihadapi partai.
“Ketua umum juga berhak mengevaluasi kinerja fungsionaris dewan pengurus pusat partai,” terangnya.
Kepengurusan hasil Muktamar Bali berisikan 96 orang. Yang baru dari struktur PKB adalah jabatan wakil ketua umum (waketum). Ada tiga orang yang menjabat waketum, yaitu M Hanif Dhakiri sebagai waketum bidang ideologi dan kaderisasi, Ida Fauziyah waketum bidang kesra dan perekonomian, dan Jazilul Fawaid waketum bidang pemenangan pemilu.
Dalam kepengurusan baru, ada 20 ketua bidang. Mulai ketua bidang kemaritiman sampai ketua bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Setiap ketua bidang didampingi sekretaris.
Sedangkan jabatan sekretaris jenderal (sekjen) dijabat M Hasanuddin Wahid. Selama ini, nama Hasanuddin tidak terlalu dikenal publik. “Dia (Hasanuddin) mantan wasekjen periode sebelumnya,” tutur Ida Fauziyah usai konferensi pers kemarin. Ditambahkannya, di bawah sekjen, ada enam wakil sekjen (wasekjen).
Terkait wacana penghapusan sekjen yang sebelumnya mencuat, Ida Fauziyah mengatakan, jabatan sekjen tetap ada untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang Politik. Menurut dia, kewenangan ketum untuk menentukan sekjen. Tugas sekjen yang sekarang tidak jauh beda dengan sekjen sebelumnya.
Soal adanya sekretaris di masing-masing ketua bidang, Ida menyatakan bahwa hal itu hanya bentuk pembagian tugas saja. “Tugas sekjen sesuai yang diatur dalam undang-undang,” ungkapnya.
Bagaimana dengan nama Karding dan Lukman yang tidak masuk kepengurusan baru? Ida mengatakan, sebelum kepengurusan ditetapkan, semua pengurus lama diminta mengisi surat kesediaan sebagai bukti kesanggupannya menjadi pengurus. Ternyata, kata dia, Lukman dan Karding tidak menyerahkan surat kesediaan.
“Saya sendiri yang mengumumkan kepada seluruh pengurus,” ujar dia.
Terpisah, Lukman Edy mengatakan, dirinya memang tidak mengisi surat kesanggupan. Alasannya, ia tidak cocok dengan konsep lima tahun mendatang pasca muktamar. Dia berpesan kepada pengurus baru agar bekerja keras. Jangan sampai pengurus mengecewakan ketum.
“Karena kalau ketum tidak berkenan, sewaktu-waktu bisa diganti di tengah jalan, karena ketum sebagai mandataris tunggal,” ucapnya.
Selain jabatan waketum yang diisi politisi senior, Muhaimin juga menarik beberapa tokoh muda NU ke dalam kepengurusan. Salah satu Ahmad Syauqi, anak wapres terpilih Ma’ruf Amin. Syauqi menjabat sebagai ketua bidang kebudayaan dan masyarakat adat. Kemudian ada juga Yaqut C Qomus yang merupakan Ketua Umum GP Ansor. Yaqut didapuk sebagai ketua bidang pertahanan dan keamanan.
Iman mengatakan, masuk kader muda NU itu merupakan aspirasi dari para kiai. Menurut dia, para kiai mengusulkan kader yang profesional. “Tugas kita ke depan akan lebih berat dari tugas sebelumnya,” kata dia.(lum/egp)
Laporan JPG, Jakarta