PILPRES 2019

Ma’ruf Amin Level Ulama Panutan, Indonesia Butuh Tokoh Muda

Politik | Jumat, 27 Juli 2018 - 18:50 WIB

Ma’ruf Amin Level Ulama Panutan, Indonesia Butuh Tokoh Muda
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin. (JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Salah satu nama yang kabarnya masuk dalam daftar kandidat cawapres yang bakal mendampingi Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019 ialah Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin.

Akan tetapi, figur Kiai Ma’ruf lebih dibutuhkan menjadi ulama panutan yang menjaga kerukunan NKRI dan keberagamannya. Hal itu diungkapkan oleh Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin.

Sebab, dia menilai, Indonesia saat ini lebih membutuhkan sosok yang tokoh muda yang berintegritas dan berpengalaman.
Baca Juga :Semakin Sering Disandingkan dengan Capres Lain, Tamsil: Makin Terlihat Kualitas Anies

"Ma’ruf Amin itu levelnya menjadi ulama panutan yang menjaga kerukunan umat. Kami sekarang butuh tokoh muda yang punya integritas dan pengalaman," katanya, seperti dikutip JawaPos.com, Jumat (27/7/2018).

Dalam pandangannya, Kiai Ma’ruf yang saat ini berusia 75 tahun juga dinilai tidak akan memberikan peningkatan elektoral yang signifikan untuk Jokowi. Sebab, Ma’ruf tidak berpengalaman di dunia politik dan pemerintahan, serta namanya tidak masuk dalam hasil survei cawapres sejumlah lembaga.

Misalnya, kata dia lagi, saat mengusung ulama sebagai cawapres tidak ada jaminan bisa mendongkrak elektabilitas. Hal itu merujuk pada Pemilu 2004 saat pasangan Megawati Soekarnoputri bepasangan dengan Hasyim Muzadi.

Selanjutnya, saat Wiranto dengan Salahudin Wahid. Kenyataannya, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono–Jusuf Kalla (SBY-JK) yang menang dalam hajatan itu.

"Jadi, bisa saja cerita masa lalu ini kembali, tergantung tingkat kesukaan masyarakat," paparnya.

Di samping itu, ada risiko juga bila memilih Ma’ruf Amin sebagai cawapres. Contohnya, potensi terjadinya konflik. Sebab, saat menjadi cawapres nanti akan banyak serangan politik yang dilakukan oleh oknum.

Adapun Ma’ruf yang menjadi tokoh besar di Nadhlatul Ulama (NU) jika mendapat serangan seperti itu bakal membuat warga Nahdliyin marah sehingga kemungkinan ada potensi terjadinya konflik.

"‎Karena Ma’ruf Amin kan tokoh karismatik di NU. Ketika dikritik orang, maka pendukungnya bakal protes besar," tutupnya. (ce1/gwn)

Sumber: JPG

Editor: Boy Riza Utama









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook