Kiai Ma’ruf Tak Terima Disebut Lelaki Tua

Politik | Rabu, 24 Oktober 2018 - 13:44 WIB

Kiai Ma’ruf Tak Terima Disebut Lelaki Tua
MENGHADIRI: Capres Kiai Ma’ruf Amin saat menghadiri perayaan Hari Santri Nasional di Asrama Haji Kalimantan Tengah (Kalteng), Palangka Raya, Selasa (23/10/2018).

PALANGKA RAYA (RIAUPOS.CO) - Calon Wakil Presiden Kiai Ma’ruf Amin tak terima dianggap sebagai lelaki tua. Menurut dia, berdasarkan standar World Health Organization (WHO), dirinya masuk kategori lelaki setengah baya.

Hal itu disampaikannya saat berpidato dalam acara perayaan Hari Santri Nasional di Asrama Haji Kalimantan Tengah (Kalteng), Palangka Raya, Selasa (23/10). Ma’ruf diundang memberi tausyiah sebagai mustasyar PB Nahdlatul Ulama (NU).

Awalnya, Ma’ruf bercerita bahwa banyak yang menyindirnya karena berusia tua tapi masih jadi cawapres mendampingi Jokowi. Ma’ruf yang didampingi sang istri Wury Estu Handayani, mengaku merasa geli ketika mendengar hal itu.
Baca Juga :Gibran Jauh Lebih Baik dari Jokowi

Meski tak pernah mengaku masih berusia muda, lanjut Ma’ruf, dirinya juga tak tua-tua amat bila dibandingkan PM Malaysia Mahathir Muhammad. Untuk diketahui, pada usia 93 tahun, Mahathir masih sanggup memenangkan pemilu dan menjalankan tugas sebgai perdana menteri.

“Sementara saya baru 57. Eh 75,” kata Ma’ruf sambil tertawa bersama ribuan peserta acara.

Lalu Ma’ruf menjelaskan, berdasarkan standar WHO, seseorang baru disebut berusia tua bila umurnya di kisaran 80-100 tahun. Sementara yang berusia 60-80 tahun, disebutnya setengah baya.

“Jadi kalau begitu saya belum tua, baru setengah baya, kalau menurut WHO,” kata Kiai Ma’ruf yang kembali disambut tawa.

Yang jelas, dia berharap pengalamannya menjadi seorang cawapres bisa menginspirasi para santri. Menurutnya, santri tak boleh merasa rendah diri, namun sebaliknya optimis untuk memiliki masa depan.(jpg)

Sebab santri bisa menjadi apa saja. Bisa menjadi kiai, pengusaha, pejabat pemerintahan, gubernur, wakil gubernur, dan calon wapres seperti dirinya.

“Bahkan bisa jadi presiden. Kayak Gus Dur. Karena itu santri jangan sampai merasa tidak bisa ya. Kita bisa jadi apa saja,” kata Ma’ruf. (tan/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook