JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Putra Presiden Joko Widodo Gibran Rakabuming Raka akhirnya dipastikan sebagai bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto. Kepastian itu dideklarasikan langsung oleh Prabowo didampingi tujuh Ketua Umum (Ketum) Partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Rumah Kertanegara, Jakarta, Ahad (22/10) malam.
Tujuh Ketum itu yakni Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra, Ketum Gelora Anis Mata, Ketum Garuda Ahmad Ridha Sabana, dan Ketum PRIMA Agus Jabo.
Prabowo mengatakan, semua partai politik di KIM sudah mencapai konsensus kesepakatan. Yakni mendukung dirinya dengan Gibran Rakabuming Raka. “Kita telah berembuk secara final, secara konsensus. Seluruhnya sepakat,” ujarnya.
Prabowo mengatakan, usai dideklarasikan, pihaknya segera mendaftarkan ke KPU. “Pada tanggal 25, hari Rabu (lusa, red) kita akan daftar di KPU,” ujarnya.
Dalam deklarasi, Gibran tidak hadir. Meski tidak hadir, Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad memastikan Wali Kota Solo itu sudah setuju. Bahkan, Gibran sudah bersafari ke semua ketua umum KIM. Lagi pula, lanjut dia, agenda utama tadi malam adalah pertemuan para ketua umum. “Undangannya adalah ketua umum,” ujarnya.
Dasco memastikan, pemilihan Gibran sudah dipertimbangkan secara seksama. Termasuk mengukur kritik yang dilayangkan publik pascaputusan MK. “Semua sudah dipikirkan dan dihitung,” jelasnya.
Dasco menambahkan, meski sudah dideklarasikan, Gerindra akan tetap menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) hari ini di Jakarta. Namun dia enggan membeberkan soal agenda detail maupun pihak-pihak yang diundang.
Kemarin, Gibran sudah menuntaskan safari politik ke jajaran Ketua Umum (Ketum) Partai Politik KIM. Usai bertemu Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra, Ketum Gelora Anis Mata, serta Ketum Golkar Airlangga Hartarto. Kemarin, giliran Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yang disambangi.
Gibran, diketahui menemui AHY di kediamannya Ahad (22/10) pagi. Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sudah memberikan lampu hijau pada Gibran. SBY menyebut akan ikut dengan keputusan Prabowo.
Sementara itu, bakal calon presiden Ganjar Pranowo menanggapi santai kans Gibran menjadi lawannya dalam pilpres. Dia menyebutkan, itu hak Gibran sebagai warga negara. “Semua orang punya hak untuk menjadi pejabat apa pun,” ujarnya di RSPAD. Namun, dia enggan berspekulasi lebih jauh soal itu. Pasalnya, Gibran belum secara resmi dideklarasikan.
Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Andika Perkasa mengatakan, bergesernya Gibran Rakabuming Raka ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) menjadi atensi jajarannya. Khususnya terkait potensi pergeseran suara.
Andika mengakui, dinamika yang terjadi belakangan berpotensi memecah suara PDIP ke pasangan Prabowo-Gibran. “Itu kan semua itu pasti (berdampak), soal mungkin ya mungkin (terpecah),” ujarnya di RSPAD Jakarta.
Oleh karenanya, persoalan itu menjadi salah satu agenda yang dibicarakan internal TPN. Pihaknya akan berupaya meminimalisir seminimal mungkin potensinya. Namun, Andika meyakini, perubahan sikap Gibran juga bisa menjadi peluang. Sebab di sisi lain, akan ada pendukung Prabowo yang berpotensi pindah haluan karena kecewa.
Pergeseran itu, kata Andika, perlu dimanfaatkan untuk beralih ke Ganjar. “Jadi bukan hanya internal yang kemungkinan akan pecah tapi bisa saja eksternal yang tadinya secara tradisional bukan pendukung sini, bisa saja jadi mendukung kita,” jelasnya.
Andika menerangkan, pada Senin (23/10) ini, TPN akan menggelar rapat. Salah satu agenda utamanya adalah menyikapi dinamika politik terbaru. Kemudian juga berkaitan dengan strategi pemenangan. Termasuk menentukan jargon, finalisasi nama tim pemenangan, hingga juru kampanye dan tim pemenangan.
Sementara itu, Prabowo Subianto belum bisa sepenuhnya bernaps lega. Sebab, ada sejumlah uji materi yang berpotensi mengagalkan kansnya sebagai capres.
Sesuai jadwal, putusan akan dibacakan Mahkamah Konstitusi siang ini. Namun, Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraeni memprediksi putusan MK terkait gugatan ambang batas usia capres bakal ditolak. ”Analisis saya, perkara untuk batas atas usia itu pasti ditolak,” kata Titi, Ahad (22/10).
Menurut Titi, dalam putusan sebelumnya, MK sepakat bahwa penentuan batas usia itu adalah legal policy yang menjadi kewenangan pembentuk UU. Yakni pemerintah dan DPR. ”MK tahu bahwa itu (penentuan batas usia, red) bukan kewenangannya,” ungkapnya.
Titi menegaskan, jika gugatan uji materi terkait ambang batas usia capres ditolak, maka pencalonan Prabowo sebagai capres hampir pasti tidak ada hambatan. Sebab, tidak ada persyaratan yang dilanggar oleh Prabowo. ”Ini soal waktu saja kapan dia (Prabowo) mendaftar ke KPU,” ujarnya.
Meski begitu, Titi tetap mengkritisi putusan MK terkait gugatan UU Pemilu sebelumnya yang cenderung memberi karpet merah bagi Gibran sebagai bacawapres. Menurutnya, putusan itu betul-betul menggambarkan betapa kuatnya anasir politik dalam pertimbangan tersebut.
Titi sejatinya berharap, putusan MK yang menjadi celah Gibran dapat mencalonkan diri sebagai bacawapres itu harusnya tidak diberlakukan pada pemilu 2024. Tapi pemilu 2029 mendatang. ”Kalau diberlakukan 2024, putusan itu jadi kental dengan aroma politis,” paparnya.
Jokowi Mendoakan dan Merestui
Dalam pada itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sinyal kuat akan mendukung Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres Prabowo Subianto. Bahkan, Jokowi sudah memberikan doa restu kepada putra sulungnya itu untuk diusung sebagai cawapres oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Hal itu diungkapkan Jokowi dalam wawancara setelah memimpin apel Hari Santri 2023 di Tugu Pahlawan, Surabaya, Ahad (22/10). ”Tugas orang tua hanya mendoakan dan merestui,’’ kata Jokowi ketika ditanya setuju atau tidak Gibran maju cawapres mendampingi Prabowo.
Jokowi menyampaikan, Gibran sudah dewasa. Karena itu, dia merasa tidak perlu terlalu memengaruhi urusan pribadi yang sudah diputuskan sendiri oleh Gibran. Termasuk soal tawaran cawapres yang datang dari KIM. ”Jangan terlalu mencampuri urusan yang sudah diputuskan oleh anak-anak kita. Orang tua itu hanya mendoakan dan merestui,’’ ujarnya lagi.
Jokowi mengklaim tidak pernah ikut cawe-cawe dalam proses politik itu. Sebab, urusan cawapres adalah ranah partai politik atau koalisi parpol. Termasuk hasil rapimnas Partai Golkar yang secara resmi mengusulkan nama Gibran sebagai cawapres mendampingi Prabowo. ”Itu bukan urusan presiden. Tanyakan ke partai politik. Itu wilayahnya partai politik atau koalisi partai politik atau gabungan partai politik,’’ paparnya.
Apakah Gibran cocok jadi cawapres Prabowo? Jokowi tidak menjawab secara gamblang. Dia mengungkapkan, semua bacapres dan bacawapres yang muncul sudah cukup baik. ”Semuanya cocok. Pak Anies dan Pak Muhaimin cocok. Pak Ganjar dan Pak Mahfud cocok. Pak Prabowo juga cocok,’’ sambungnya.
Lebih jauh presiden juga merespons pernyataan Ketua DPP PDIP Puan Maharani terkait arah dukungan dalam Pilpres 2024. Jokowi bilang tidak akan memperlihatkan arah dukungan kepada satu pasangan saja. Tapi, dia akan mendukung semua calon yang berkompetisi. ”(Saya, red) dukung semuanya. Ini demi kebaikan negara ini,’’ ungkapnya.
Bobby Siap Jadi Jurkam
Sementara itu, Bobby Nasution, menantu Jokowi yang juga Wali Kota Medan, menyatakan siap menjadi juru kampanye (jurkam) untuk pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Dia menegaskan, dirinya adalah kader PDIP. Karena itu, dia siap menjalankan tugas yang diberikan partai. Bobby bahkan meminta warga Kota Medan untuk memenangkan Ganjar-Mahfud. ’’Untuk itu, saya minta partisipasinya dalam hal ini,’’ ujarnya, seperti dilansir Sumut Pos (JPG).
Bobby mengatakan, dalam poin surat perintah menjadi jurkam yang diterimanya dari DPP PDIP, dirinya diminta mengajak warga Kota Medan untuk memilih Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024. ’’Namun, dalam surat itu ada khususnya untuk anak-anak muda. Jadi, saya sampaikan peran anak muda dalam kontestasi nasional,’’ katanya. Bobby menjelaskan, dirinya menghargai seluruh peran anak muda yang terlibat dalam kontestasi politik itu. ’’Jadi, harus kita terima. Peran anak muda harus dihargai dengan baik,’’ ujarnya.
Sementara itu, Puan Maharani kembali menanggapi kabar Gibran yang akan maju dalam kompetisi pilpres. Dia menegaskan, sejauh ini Gibran masih tercatat sebagai kader PDIP. Sebab, Wali Kota Solo itu belum mengajukan pengunduran diri sebagai kader partai banteng. ”Nggak ada (surat pengunduran diri, red) sama sekali,’’ ucap Puan.
Meski demikian, Puan menegaskan bahwa PDIP tidak akan khawatir Gibran berduet dengan Prabowo. Puan yakin suara dukungan kepada PDIP akan tetap solid. Khusus di Jawa Tengah yang selama ini dianggap sebagai basis pendukung Gibran.
PDIP sudah menyiapkan sejumlah strategi. Namun, Puan tak mau membeberkan strategi itu. Yang jelas, lanjut dia, para kader PDIP semakin solid memenangkan pasangan Ganjar-Mahfud.
Sementara itu, salah satu rangkaian kegiatan Presiden Jokowi di Surabaya kemarin adalah bertemu dengan para kiai NU. Bertempat di kantor PCNU Kota Surabaya di Jalan Bubutan, pertemuan sekitar 1,5 jam itu berlangsung tertutup. Momen tersebut dihadiri sekitar 20 kiai khos NU. Antara lain, Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, Wakil Rais Aam PBNU Anwar Iskandar, Mustasyar PBNU KH Anwar Manshur, Nyai Hj Mahfudhoh Aly Ubaid, dan Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah KH Ubaidillah Shodaqoh.
Pertemuan juga dihadiri beberapa jajaran tanfidziyah PBNU. Antara lain, Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf, Wakil Ketua Umum PBNU Amin Said Husni, dan Ketua PBNU KH Abdul Hakim Mahfudz.
KH Abdul hakim Mahfudz mengatakan, presiden menyampaikan narasi terkait keberlanjutan pembangunan. Kondisi yang sudah baik itu seharusnya bisa dilanjutkan oleh pemerintahan yang akan datang. Sebab, fondasi pembangunan sudah ditanam dengan bagus. ”Harapan kami, presiden ke depan juga seperti itu melanjutkan apa yang sudah dicapai hari ini oleh Presiden Jokowi. Sustainability itu sangat diperlukan,’’ kata Gus Kikin, sapaan karib KH Abdul Hakim Mahfudz.
Dia tidak menampik bahwa dinamika pilpres menjadi salah satu tema dalam pertemuan tersebut. Hanya, kata dia, dalam pertemuan hingga pukul 10.30 itu, Gus Kikin mengaku tidak ada pembicaraan mengenai nama capres-cawapres secara spesifik. Termasuk kemungkinan menyinggung majunya anak Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dalam kontestasi Pilpres 2024. ”Pertemuan tadi tidak bahas nama-nama secara spesifik. Prinsipnya, posisi NU akan selalu mendukung pemerintah,’’ papar pengasuh Ponpes Tebu Ireng Jombang itu.(far/tyo/ mar/c6/oni/das)
Laporan JPG, Jakarta