JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Wacana Presiden Joko Widodo yang akan menjadikan aktivis 1998 menjadi salah satu menterinya, mengundang komentar banyak pihak. Salah satu nama yang masuk dalam saku Jokowi adalah Adian Napitupulu. Nama lain yang santer disebut adalah Budiman Sujatmiko dan Dirjen Kebudayaan saat ini, Hilmar Farid.
Menanggapi kemungkinan tersebut, politikus Partai Gerindra yang juga Aktivis 98, Desmond J Mahesa ikut mendoakan.
"Semoga, karena yang akan dipilih jadi menteri itu (Adian) sebenarnya adalah sekretaris saya, sekjen saya," ujar Desmond di Jakarta, Ahad (23/6).
Untuk diketahui, Desmond dan Adian sebelumnya tergabung dalam satu organisasi di masa-masa reformasi. Yaitu di LBH Nusantara. Mereka berjuang bersama-sama membela hak-hak masyarakat korban Orde Baru.
Saat itu Adian menjabat sekretaris jenderal, sementara Desmond menjabat direktur.
Kebersamaan tersebut, kata Desmond, sampai saat ini masih hangat melekat, meski mereka berbeda pandangan politik di Pilpres 2019.
Adian yang merupakan politikus PDI Perjuangan berada di barisan pendukung Jokowi-Amin, sementara Desmond mendukung kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno.
"Sampai hari ini, dia panggil saya dir, direktur. Di masa lalu, dia sekjen," ucap Desmond.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan selama 21 tahun reformasi berjalan, belum ada Akvitis 98 yang menjabat sebagai menteri. Ia menilai, para aktivis bisa saja menjadi menteri dengan melihat kemampuan yang dimiliki.
Presiden Jokowi terus memberi sinyal akan mengangkat menteri dari kalangan aktivis untuk kabinetnya ke depan. Jokowi mengaku saat ini belum ada menteri dari kalangan aktivis.
Hal itu disampaikan Jokowi saat menghadiri acara rembuk nasional Aktivis 1998 di Hotel Sahid Jakarta, Minggu (16/6). Menurutnya, tak sedikit mantan aktivis reformasi yang kini sudah menduduki jabatan penting baik di pemerintahan, parlemen, hingga perusahaan.
Namun, kalangan aktivis 98 belum ada yang mengisi posisi menteri.
“Kenapa tidak dengan kemampuan yang ada. Misalnya tidak hanya di menteri, bisa saja di duta besar. Bisa saja di BUMN tetapi selagi saya selalu melihat bahwa yang bersangkutan memiliki kapasitas dan syarat yang sering saya sampaikan,” kata Jokowi.
Meski menolak untuk menyebut nama atau inisial kandidat kuat dari kalangan Aktivis 98, Jokowi menegaskan posisi menteri harus diisi oleh pemimpin yang memiliki karakter kuat dalam mengeksekusi kebijakan.
Jokowi tetap enggan menyebut nama, meski para hadirin terus meneriakkan nama Adian Napitupulu, politikus PDIP yang juga mantan Aktivis 98.
“Memang dibutuhkan orang yang memiliki manajerial yang kuat dan baik. Sehingga sekali lagi saya melihat potensi ini banyak dan ada di sore ini, yang hadir bersama. Saya tidak ingin menyebut nama dulu. Namun banyak yang menyebut Adian. Bung Adian. Saya tidak mau sebut nama,” kata Jokowi.
Jokowi juga berpesan agar para mantan Aktivis 98 mau mengambil peran dalam pembangunan. Caranya, dengan memberikan evaluasi dan koreksi terhadap langkah dan kebijakan yang dilakukan pemerintah. (mhs/gir)
Sumber: JPNN.com/RMOL
Editor: Hary B Koriun