PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Barisan Massa Demokrat (BMD) Provinsi Riau menyatakan dukungan terhadap Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Sibolangit, Sumatera Utara yang digelar, Jumat (5/3). Dalam sebuah pertemuan, BMD Riau menyebut bahwa KLB Sibolangit legal dan sah.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPC Demokrat Pekanbaru Syamsul Bahri mengaku heran dengan pernyataan yang disampaikan BMD Riau. Sebab, dikatakan Syamsul, secara AD/ART Partai Demokrat, BMD tidak punya hak suara tersendiri. Melainkan gabungan dari organisasi sayap partai yang jumlahnya cukup banyak.
"Agak lucu juga. Saya kasihan juga sama kawan-kawan ini, sampai seputus asa itukah mereka? Masyarakat saat ini tanpa perlu kita jelaskan, tau mana yang sah dan mana yang tidak," ujar Syamsul melalui pesan tertulis yang diterima Riaupos.co, Senin (22/3/2021).
Ia menuturkan, bahwa hampir semua pendukung KLB Sibolangit bukanlah pengurus aktif Demokrat. Bahkan dua ketua DPC asal Riau yang menyatakan mendukung KLB, telah terlebih dahulu di pecat dari status kader. Ia kemudian mempersilahkan masyarakat maupun simpatisan Demokrat yang menilai sendiri.
Begitu juga alasan BMD Riau yang menyebut bahwa KLB Sibolangit dalam rangka penyelamatan partai dari dinasti keluarga. Dikatakan Syamsul, bahwa sejak Demokrat dipimpin AHY, elektabilitas Demokrat naik dua kali lipat lebih. Hal itu membuktikan keberhasilan AHY dalam memimpin partai berlambang mercy tersebut.
Bahkan dalam survey lain, lanjut dia, juga di katakan bahwa Demokrat menjadi partai politik paling aktif dalam memberikan bantuan secara langsung kepada masyarakat mulai awal pandemi Covid-19. Hal itu juga menjadi bukti nyata kepemimpinan AHY jauh lebih baik.
"Kalau soal BMD, BMD itu bukan pengurus. Mereka enggak pernah terlibat di pengurusan partai, tidak tau apa-apa. Coba saya tanya, masyarakat Pekanbaru pernah enggak lihat BMD Riau turun ke masyarakat? Baik menyerap aspirasi, maupun memberikan bantuan? Enggak ada. Karena memang enggak ada kerjanya," tuntasnya.
Laporan: Afiat Ananda (Pekanbaru)