PILPRES 2019

Prabowo Tak Maju Capres, Gerindra Masuki Masa Senjakala

Politik | Sabtu, 21 Juli 2018 - 18:30 WIB

Prabowo Tak Maju Capres, Gerindra Masuki Masa Senjakala
Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto. (JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Penyerahan mandat calon presiden 2019 kepada tokoh lain akan sangat merugikan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Tak hanya bagi Prabowo, Gerindra yang dipimpinnya pun akan mengalami senjakala jika hal itu terjadi. Hal itu dikatakan pengamat politik Ujang Komarudin dalam keterangan persnya, Sabtu (20/7/2018), sebagaimana dilansir JPNN.

Baca Juga :Asta Cita Prabowo-Gibran Komitmen Hadirkan Kesetaraan Gender dan Disabilitas

Dia menerangkan, Prabowo itu identik dengan Partai Gerindra. Demikian juga sebaliknya, Partai Gerindra itu identik dengan nama Mantan Danjen Kopassus tersebut.

“Jadi, jika Prabowo tidak jadi maju dalam Pilpres, maka Gerindra tidak akan menikmati elektoral dari ketokohan Prabowo,” sebutnya.

Lantaran Pilpres dan Pileg 2019 dilaksanakan serentak, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu menilai maju atau tidaknya Prabowo akan menentukan suara Gerindra.

“Jika Prabowo tidak jadi maju, masyarakat yang mengidolakan Prabowo bisa saja memilih partai lain,” tuturnya.

Akan tetapi, imbuh pengamat politik dari Umiversitas Al-Azhar Indonesia (UAI) itu, jika Prabowo maju, suara pendukung Prabowo kemungkinan besar akan tetap ke Gerindra.

Dia lantas mengingatkan, Gerindra malah akan menemui "petaka" di Pemilu 2019 kalau seandainya Prabowo menjadi king maker dan mencalonkan tokoh lain. Namun, belakangan, timbul pula wacana Prabowo akan beebesar hati menjadi king maker dan mengusung Gubernur DKI Jakarta sebagai capres di Pilpres tahun depan.

Menanggapi itu, dia menyebut meskipun Gerindra dan partai koalisinya mengusung Anies, tak mungkin mereka mampu meraih kemenangan.

“Termasuk kalau mencalonkan Anies, peluang menangnya tipis. Anies berat untuk menang,” jelasnya.

Dia menegaskan, mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu levelnya masih level cawapres, bukan capres. Tak hanya itu, Anies belum memiliki kinerja yang luar biasa untuk pencitraan yang membuat rakyat terkesima.

“Dan elektabilitas Anies untuk Capres rendah,” imbuhnya.

Lebih jauh, dia pun menyarankan agar Anies fokus menuntaskan amanat rakyat di DKI Jakarta sebagai gubernur, sembari menyiapkan diri untuk pilpres 2024.

“Kecuali dia dijadikan cawapresnya Jokowi. Tapi sudah tidak mungkin. Anies siap-siap saja untuk 2024,” tuntasnya.(*)

Sumber: JPNN

Editor: Boy Riza Utama









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook