JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, pemanasan menuju pelaksanaan Pilpres 2024 sudah dimulai, meski pesta demokrasi itu masih empat tahun lagi baru digelar.
Ujang memaparkan kesimpulannya berdasarkan sejumlah perkembangan politik yang mengemuka belakangan ini. Dimulai dari soal banjir yang tak hanya menuntut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mundur, tetapi juga diwarnai gugatan class action dan wacana pembentukan panitia khusus (pansus) banjir di DPRD Jakarta.
"Memang pemanasan sudah dimulai. Soal banjir Jakarta, lalu Presiden Jokowi yang berseloroh ke Sandi (Sandiaga Salahudin Uno) bisa menjadi penggantinya di Pilpres 2024. Jadi, semua kandidat capres dan cawapres dan semua partai politik sudah siap-siap dan pasang kuda-kuda untuk 2024 sejak saat ini," ujar Ujang kepada jpnn.com, kemarin.
Dosen di Universitas Al Azhar Indonesia ini menyebut Anies merupakan salah seorang tokoh yang patut diperhitungkan di pilpres nanti. Karena itu, tidak heran indikasi untuk menjegal elektoral mantan rektor Paramadina itu terkesan mengemuka.
"Saya kira Anies sosok yang kuat. Jadi, bisa saja ada pemikiran untuk menghancurkan citranya sedini mungkin. Itu yang mungkin ada dalam pikiran pembencinya," kata Ujang.
Fakta lain, mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu juga dinilai memiliki latar belakang yang mumpuni, sehingga layak untuk diperhitungkan.
"Secara pendidikan, pengalaman, jaringan, struktur badan juga tinggi dan enak dilihat. Anies sangat potensial," katanya.
Meski demikian, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini meyakini belum ada partai politik yang memastikan akan mengusung Anies nantinya.
"Belum, semua partai masih ancang-ancang. Partai-partai akan mendukung Anies jika popularitas dan elektabilitasnya tinggi. Jadi, jika populer dan elektabilitasnya tinggi partai akan datang sendiri. Akan banyak partai yang menghampiri," pungkas Ujang.
Sumber : jpnn.com
Editor : Rinaldi