JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Polemik pencalonan kuasa hukum Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, Kapitra Ampera sebagai anggota legislatif dari PDIP di Pileg 2019 terus terjadi.
Itu karena Kapitra sempat mengajukan beberapa syarat untuk bergabung dalam PDIP. Menanggapi itu, Ustaz Bachtiar Nasir menilai pilihan Kapitra maju bersama PDIP menjadi pilihan politik pribadi.
Baca Juga :
Usulkan Pemilu 2029 Dipisah dengan Pilpres
"Legistlatif Kapitra itu pilihan politik dia. Ya, sesuai yang dia rencanakan kami hargai pilihannya, tetapi umat sudah punya polarisasinya sendiri," katanya di Menara 165, Jakarta Selatan, Kamis (19/7/2018).
Polarisasi yang dimaksudnya adalah seorang tokoh yang dipercaya umat tidak bisa semudah itu mengarahkan pilihan umat. Meski dia menilai itu wajar, tetapi semua itu selalu berbicara tentang hak pribadi.
"Umat itu nggak bisa satu orang, yang merasa dirinya tokoh kalau bisa membelokkan itu nggak bisa. Ini sebuah polarisasi massa, ya, gak bisa hanya loncat kanan loncat kiri atau akrobat umat dibawa kiri kanan nggak bisa," paparnya.
Diakuinya, dirinya tidak menaruh pilihan kepada pribadi Kapitra maupun PDIP meskipun Kapitra menyatakan bergabungnya dengan PDIP demi kepentingan umat.
"Saya tidak mendukung siapa-siapa itu pilihan dia lah. Kalau saya tentu dengan pilihan saya sendiri. Ya, kalau dia bilang demi berjuang dari dalam itu kan pilihan politiknya," bebernya.
"Jadi, bukan berarti saya mendukung dia, itu pilihan politik dia bukan berarti saya mendukung dia," tegasnya.
Lebih jauh, dia berharap untuk para semua tokoh umat Islam jika maju di politik harus mau bersusah senang dengan umatnya. Saat dikonfirmasi apakah dirinya sempat dipinang oleh partai politik, Bachtiar pun mengakui belum ada yang menawarkan.
"Alhamdulillah belum ada, kok. Seandainya ada yang ngajak-ngajak mungkin belum tentu juga saya mau," tandasnya. (rgm)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama