Ketika Megawati Galau Memilih, Antara Anak Presiden atau Purnomo

Politik | Selasa, 17 Desember 2019 - 18:06 WIB

Ketika Megawati Galau Memilih, Antara Anak Presiden atau Purnomo

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Dua kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Achmad Purnomo dan Gibran Rakabuming Raka menyatakan siap maju di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Solo. Keduanya juga sudah mendaftar ke DPD PDIP Jawa Tengah.

‎Menanggapi hal tersebut, Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDIP Bambang Wuryanto mengatakan, ketua umumnya Megawati Soekarnoputri bakal turun gunung untuk mengambil keputusan siapa yang bakal dimajukan partai berlogo banteng ini.


“Dalam hal-hal yang menyangkut isu nasional hampir pasti ibu turun gunung ambil keputusan,” ujar pria yang akrab disapa Bambang Pacul di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (17/12).

Bambang menegaskan, pemilih PDIP tidak akan terbelah, karena Achmad Purnomo dan Gibran Rakabuming Raka maju di Pilwali Solo. Karena Nantinya Megawati akan memilih salah satu dari dua nama tersebut, dan sudah pasti PDIP akan kompak memberikan dukungan.

Karena itu, Bambang menggaransi partainya akan tetap solid dan tidak tercepah walaupun ada dua calon yang ingin maju di pemiliha wali kota Solo. “PDIP sudah terbukti berkali-kali ketika ketum memerintahkan A. Maka ke bawah sampai akar rumput akan mengatakan A. Enggak ada yang katakan B. Itulah hebatnya PDIP,” tegasnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif lembaga survei Median, Rico Marbun mengatakan, dua kader PDIP yang ingin mencalokan di Pilwali Solo aju akan menyebabkan pemilih partai yang diketuai Megawati Soekarnoputri tersebut menjadi terbelah. Nantinya ada kader PDIP yang mendukung Achmad Purnomo dan Gibran Rakabuming Raka.

“Pemilih PDIP relatif terbelah pilihannya antara Achmad Purnomo versus Gibran,” ujar Rico dalam konfrensi pers di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (16/12).

Dari hasil survei yang didapatkan, hanya Partai Gerindra yang siap mengusung Gibran ataupun Achmad Purnomo. Sementara Demokrat sangat ingin mendukung putra Presiden Jo‎ko Widodo (Jokowi) tersebut.

“Jadi Partai oposisi pada pilpres lalu yang mau memilih Gibran hanyalah Gerindra (31,8 persen) dan Demokrat (50,0 persen),” katanya.

Rico juga mengatakan, Gibran belum mampu menyaingi elektabilitas dari petahana Achmad Pramono yang tidak popularitasnya sebesar 94,5 persen. Sementara Gibran hanya mendapatkan 82,3 persen.

Dari survei yang dilakukan warga Solo pemilih Achmad Purnomo beralasan sang petahana lebih berpengalaman, merakyat, dan belum ada calon lain. Sementara pemilih Gibran beralasan dia muda, pengusaha kreatif, dan anak Jokowi.

Meski Gibran masih tertinggal, Rico menilai masih ada kemungkinan Gibran bisa memgalahkan petahanan. Karena saat ini saja elektabilitas Gibran sebesar 82,3 persen.

“Masih sangat mungkin berubah karena waktu pilkada masih sembilan bulan lagi,” ungkapnya.

Sekadar informasi, ‎majunnya Gibran ini disebut-sebut sebagai politik dinasti. Sebab Gibran tiba-tiba ingin menjadi seperti sang ayah Jokowi yang dahulu terpilih menjadi Wali Kota Solo.

Rico mengatakan, dari survei yang ia lakukan menyebutkan 41,6 persen responden menyebu‎tkan yang dilakukan Gibran adalah politik dinasti.

“Jadi sebanyak 41,6 persen itu menyebutkan ada politik dinasti,” ujar Rico.

Sementara berdasarkan hasil survei, responden menyebutkan majunya Gibran ke pemilihan wali kota Solo bukan politik dinasti. Angka ini lebih tingg dari yang menyebutkan Gibran lakukan politik dinasti, yakni 55,5 persen.

Adapun sampel dari survei ini sebanyak 800 responden dengan margin of error sebesar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden yang dijadikan sampel adalah seluruh warga Indonesia.

Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proposional atas populasi kecamatan serta gender. Survei ini dilakukan pada 3-9 Desember 2019.‎

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook