PANDEMI CORONA

Zulhas Tegur Tiga Kader Partai yang Tak Empati Pada Penderitaan Rakyat

Politik | Sabtu, 17 Juli 2021 - 04:08 WIB

Zulhas Tegur Tiga Kader Partai yang Tak Empati Pada Penderitaan Rakyat
Ilustrasi baliho Partai Amanat Rakyat (PAN). (DOK JPNN)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan alias Zulhas menegur tiga kader yang meminta rumah sakit (RS) maupun ruang perawatan intensif (ICU) khusus bagi pejabat dan anggota dewan hingga menolak karantina.

Teguran itu dilayangkan Zulhas dalam Rapat Koordinasi dengan para pengurus DPW dan DPD, serta anggota legislatif dan eksekutif asal PAN seluruh Indonesia yang berlangsung secara daring, Kamis (15/7/2021) lalu.


Tiga kader PAN yang ditegur itu adalah anggota Komisi II DPR Guspardi Gaus, anggota Komisi II DPR sekaligus Wakil Sekretaris Jenderal DPP PAN Rosaline Rimaseuw, serta anggota Komisi IX DPR sekaligus Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay.

"Saya sudah memberikan teguran. Jangan diulangi lagi," kata Zulhas kepada wartawan.

Ia juga meminta seluruh kader membantu masyarakat dalam menghadapi persoalan akibat pandemi Covid-19, mulai dari kesehatan hingga ekonomi, secara sungguh-sungguh serta menghindari membuat pernyataan kontroversial.

Lebih lanjut, Zulhas berpendapat perkembangan situasi pandemi Covid-19 terkini di Indonesia mengkhawatirkan di mana angka kasus positif dan kematian menjadi yang tertinggi di dunia.

"Bantu program vaksin. Sukseskan PPKM. Bantu ringankan beban ekonomi warga. Bantu warga dengan menggelar program antigen gratis, termasuk memberikan vitamin gratis untuk seluruh masyarakat Indonesia," tutur Zulhas, yang juga menjabat Wakil Ketua MPR itu.

Sebelumnya, Guspardi menolak dikarantina setelah pulang dari Kirgistan. Dia berdalih kepergiannya ke negara pecahan Uni Soviet itu hanya berupa kunjungan dan tidak dalam waktu yang lama.

Ia bahkan sempat mengikuti rapat Panitia Kerja Rancangan Undang-undang Otonomi Khusus (Panja RUU Otsus) Papua di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (1/7).

"Saya baru datang dari Kirgistan. Saya cemas juga semalam, mau diinapkan di hotel dan memang cara-cara yang dilakukan tidak baik oleh Departemen (Kementerian) Kesehatan," kata Guspardi dalam rapat Panja RUU Otsus Papua DPR dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Hukum dan HAM di Kompleks Parlemen, Senayan pada Kamis (1/7).

Tak lama berselang, Rosaline meminta pemerintah membuat rumah sakit Covid-19 khusus pasien dari kalangan pejabat negara. Walaupun, para pejabat biasanya dirujuk untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

"Saya minta perhatian kepada pemerintah, bagaimana caranya harus ada rumah sakit khusus buat pejabat negara. Segitu banyak orang dewan kok tidak memikirkan masalah kesehatannya," kata Rosaline, Rabu (7/7).

Terakhir, Saleh berkata tidak ingin mendengar ada lagi anggota dewan yang tidak mendapat perawatan ICU ketika terpapar Covid-19.

"Saya tidak mau lagi misalnya mendengar anggota DPR yang tidak dapat tempat ICU, seperti yang dialami anggota Fraksi PAN, saudaraku John Siffy Mirin, tidak mendapat ICU," kata Saleh dalam Rapat Kerja Komisi IX bersama Menkes yang dipantau secara daring, Selasa (13/7).

Tiga peristiwa itu membuat PAN mendapat kecaman dan jadi bulan-bulanan masyarakat. Mereka dianggap tidak peduli dengan kondisi negara dan rakyat yang semakin hari kesulitan karena pandemi corona tak berhenti.

Zulhas berharap ini kejadian terakhir yang dilakukan kader PAN. Dia mengatakan tak berpikir tentang elektoral partainya jatuh, tetapi ingin partainya berperan besar membantu masyarakat yang sedang dalam bencana dengan melakukan dan mengatakan hal yang positit.

Sumber: JPNN/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun
 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook