JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai peluang Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk mencalonkan diri di Pilpres 2024 sangat terbuka. Banyak faktor yang membuat peluang Airlangga bisa maju sebagai calon presiden pada pemilu mendatang.
Menurut Qodari, ada sejumlah faktor yang membuat Airlangga bisa mencalonkan diri. Pertama, Airlangga saat ini memimpin Golkar yang memiliki perolehan suara besar hasil Pemilu 2019. Kedua, posisi Airlangga sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Kabinet Indonesia Maju.
"Bisa saja Airlangga didorong jadi calon presiden, kalau pasangannya dengan partai yang lebih kecil," tutur Qodari saat dihubungi, Selasa (16/3). Ia mengakui bahwa kondisi elektabilitas Airlangga saat ini memang masih terbatas. Namun, menurut Qodari, elektabilitas Airlangga masih bisa didongkrak.
Mengingat, saat ini Airlangga memiliki modal utama berupa panggung untuk menarik perhatian masyarakat. Yakni, posisinya sebagai salah satu Menko di Kabinet Indonesia Maju. Airlangga memiliki modal utama yakni panggung sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Ketua KPC-PEN.
Namun, sukses tidaknya Airlangga dan Golkar mendongkrak elektabilitas sangat tergantung pada realisasi dari rencana dan program yang dikeluarkannya. "Pada titik itu, Airlangga sudah punya panggung tinggal beliau mau atau tidak, dan perencanaannya bagus atau tidak," ujar Qodari.
Ia menambahkan, safari politik yang dilakukan Airlangga dalam beberapa waktu belakangan diprediksi untuk membicarakan koalisi Pilpres 2024 mendatang. Airlangga diketahui sudah bertemu dengan tiga ketua umum partai. Yakni, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa, dan terakhir Ketum Gerindra Prabowo Subianto pada Ahad (14/3) kemarin.
Qodari menilai, untuk mencalonkan Airlangga, Golkar tinggal menggandeng satu partai menengah untuk berkoalisi. Mengingat, partai berlambang pohon beringin itu sudah mengantongi 12,31 persen untuk mencapai ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen.
"Menarik kalau bertemu (berkoalisi) dengan Nasdem, misalnya. Sebab, dua partai ini kalau berkoalisi bisa maju kontestasi Pilpres 2024," ujar Qodari. Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung menegaskan, partainya bakal mencalonkan Airlangga sebagai calon presiden 2024. Hal ini sejalan dengan hasil Musyawarah Nasional 2019 dan Rapimnas 2021 agar partai berlambang pohon beringin memiliki capres sendiri.
Doli mengatakan, hasil Munas 2019 itu sesuai dengan aspirasi 34 Dewan Pengurus Daerah (DPD), 10 organisasi partai, dan lima Dewan Kehormatan. "Seluruhnya aspirasi menyuarakan satu nama sebagai capres, yakni Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto," tutur Doli.
Ketua Komisi II DPR ini mengatakan, nama Airlangga memang belum muncul dalam berbagai survei. Sebab, saat ini Airlangga memang tidak memposisikan diri sebagai bakal capres 2024. "Pak Airlangga masih fokus menangani pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional," tegas Doli.
Ia memastikan, dalam keterangan resmi yang diterima Riau Pos dari tim Airlangga Selasa sore, DPP Partai Golkar tidak akan membiarkan aspirasi seluruh daerah untuk mencalonkan Airlangga sebagai capres ini sia-sia. DPP segera menindaklanjuti aspirasi ini agar partai pemilik kursi terbanyak dua di DPR ini bisa menggelar konsolidasi pemenangan Pemilu 2024. Baik Pilpres, Pileg, maupun Pilkada 2024.(fiz)
Laporan:Eka Gusmadi Putra (Jakarta)