JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Partai Islam, Damai, dan Aman (Idaman) serta Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi sejumlah partai yang mencalonkan diri sebagai peserta pemilihan umum di 2019 mendatang.
Kedua partai itu cukup menarik diperhatikan dibanding partai-partai baru lainnya, seperti Perindo dan Partai Beringin Karya meski perbedaan PSI dan Partai Idaman cukup kontras. PSI sendiri dipimpin seorang wanita muda bernama Grace Natalie yang dulunya berprofesi sebagai wartawan.
Adapun pengurus dari partai itu pun kebanyakan dari generasi milineal. Sementara Partai Idaman dipimpin seorang ’Raja Dangdut’ Rhoma Irama yang sebelumnya digadang-gadang akan dicalonkan sebagai calon presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Lalu, siapa yang unggul jika didasarkan basis massa? Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai, tentunya pemenang nantinya ialah Partai Idaman.
"Kalau bertarung di basis massa, maka yang akan menang Partai Idaman," katnya kepada JawaPos.com, Senin (14/8/2017).
Menurutnya, sebagai partai baru, PSI maupun Partai Idaman harus mempersiapkan infrastruktur partai di daerah-daerah. Partai Idaman sendiri diyakini bisa menembus basis massa di daerah. Sebab, Rhoma Irama memiliki modal dengan banyaknya fans atau penggemar fanatik.
"Kalau Partai Idaman bisa menembus desa-desa. Karena dengan ikon raja dangdut, Rhoma Irama melakukan roadshow keliling desa-desa untuk konser dan sekaligus memperkenalkan partainya," tuturnya.
Sementara, untuk PSI, dia menilai memang cukup sulit menembus pedesaan.
"Karena PSI sebagai partai baru belum banyak turun ke bawah dan baru dikenal di wilayah perkotaan," tuntasnya. (dna)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama