JAKARTA (RIAUPOS/CO) - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Dedi Kurnia Syah, menyebut PAN dan Golkar yang baru gabung ke kubu Prabowo, sengaja disiapkan Jokowi buat Prabowo.
Dukungan PAN dan Golkar ini dinilai sebagai wujud terbentuknya koalisi besar yang sempat diumumkan Gerindra, PKB, PAN dan Golkar, saat sowan ke DPP PAN, beberapa waktu lalu.
Menurut Dedi Kurnia Syah, koalisi besar memang disiapkan Presiden Jokowi untuk mendulang dukungan kepada Prabowo Subianto. Menurutnya, dengan dukungan Golkar untuk Prabowo, dapat diartikan bahwa pengaruh Presiden Joko Widodo sangat kuat dalam pembentukan koalisi besar itu.
“Itu menyiratkan tafsir bahwa Jokowi masih cukup kuat mempengaruhi Golkar, termasuk PAN,” kata Dedi, Ahad (13/8/2023).
Dia pun mengurai dua tanda bahwa koalisi besar itu hasil pengaruh Joko Widodo. Pertama, amanat Munas Golkar memutuskan Airlangga capres, meski bisa saja tak tercapai. Tetapi, dengan adanya PAN di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), sebenarnya memungkinkan mereka mengusung sendiri kandidatnya di Pilpres. KIB ini dulunya digagas PPP, PAN dan Golkar.
Kedua, Jokowi banyak menandai perilaku dukungan pada Prabowo, bahkan sudah melibatkan relawan dan Gibran.
“Maka, putusan merapat ke Prabowo bisa saja karena faktor Jokowi,” tutupnya.
Sebaliknya, Dedi justru menyayangkan langkah Golkar dan PAN berlabuh ke Prabowo. Padahal memiliki tokoh internal yang mumpuni yang mampu menjadi capres. Menurut Dedi, sebenarnya koalisi PAN dan Golkar cukup untuk mengusung kandidat sendiri sebagai capres.
“Tetapi justru gabung dukung Prabowo, sehingga Golkar kehilangan peluang mengusung kader, untuk cawapres sekalipun,” kata Dedi lagi seperti dilansir RMOL.
Partai Golkar dan PAN diketahui mendukung calon presiden dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) Prabowo. Deklarasi sudah dilaksanakan Ahad (13/8/2023) di Museum Naskah Proklamasi.
Sumber: Pojoksatu.id
Editor: Edwar Yaman