JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Sebanyak lima nama saat ini kabarnya akan menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Joko Widodo di Pilpres 2019.
Sementara, Prabowo Subianto yang disebut-sebut sebagai penantang terkuat calon presiden (capres) petahana itu telah memiliki empat kandidat cawapres. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) Mardani Ali Sera, mengatakan nama-nama bakal cawapres untuk Prabowo makin mengerucut.
“Kalau Pak Jokowi lima (bakal cawapres, red), kalau Pak Prabowo empat (nama bakal cawapres, red),” katanya di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/7/2018).
Baca Juga :Gibran Jauh Lebih Baik dari Jokowi
Namun, dia masih mengunci rapat tentang nama-nama yang masuk dalam daftar bakal cawapres untuk mantan Danjen Kopassus itu. Meski begitu, dia memastikan keempat nama itu sudah beredar di publilk.
“Nanti akan diumumkanlah,” ujarnya.
Dia lantas mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan tentang nama yang akan disodorkan sebagai cawapres dari partai mendukung Prabowo. Contohnya, PKS menyodorkan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan.
Sementara, Partai Amanat Nasional (PAN) kemungkinan menjagokan Zulkifli Hasan. Di sisi lain, Partai Demokrat sangat mungkin menyodorkan nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Anies Baswedan menguat juga yang nonpartai. Tapi bisa juga besok berubah jadi sepuluh, bisa saja,” jelasnya sembari tertawa.
Lebih jauh, dia pun menyambut gembira pernyataan Jokowi yang menyebut nama-nama bakal bakal cawapresnya mengerucut menjadi lima nama saja. Dia berharap agar kelima nama itu mengerucut menjadi satu orang dan segera diumumkan.
“Kami gembira. Kalau lebih cepat mengerucut ke satu (nama) dan diumumkan, lebih baik,” tuturnya.
Dia menyebut, Jokowi tidak mesti juga harus mengumumkan siapa cawapresnya terlebih dahulu dari Prabowo. Akan tetapi, akan lebih baik bagi publik jika lebih cepat mengetahui cawapres pendamping Jokowi.
“Lebih cepat lebih baik. Semakin cepat diumumkan, semakin cepat publik tahu, semakin baik buat demokrasi,” tuntas wakil ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu. (boy)
Sumber: JPNN
Editor: Boy Riza Utama