"Mengapa PKS ngotot jadi cawapres karena hanya ingin menyelamatkan elektabilitas partai. Soal kalah menang saya kira itu lain cerita bagi PKS. Namun, bagi Prabowo berbeda, kira-kira kalau saya berpasangan dengan kader PKS bisa menang atau enggak?" katanya, seperti dikutip JPNN, Kamis (12/7/2018).
Direktur eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu memandang, ancaman PKS wajar karena secara logika, tidak mungkin PKS hanya diminta mendukung tanpa diberi kesempatan mengantongi tiket cawapres.
"Kalau dulu di Pilpers 2014 cawapres Prabowo itu dari PAN, maka sekarang realistis PKS yang minta tiket itu," jelasnya.
Ancaman pecah kongsi, kata dia lagi, bisa menjadi kenyataan jika PKS benar-benar tidak mendapatkan tiket cawapres Prabowo. Bisa saja, bahkan, partai yang paling setia berkoalisi dengan Gerindra sejak 2014 itu banting setir mendukung Jokowi.
"Bisa saja dia banting setir merapat ke koalisi parpol pemerintah. Itu lebih jelas, misalnya kalau Jokowi terpilih minimal dapat dua kursi menteri misalnya," tutupnya.(fat)
Sumber: JPNN
Editor: Boy Riza Utama