JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kritik Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tentang revolusi mental ditanggapi Menko PMK Puan Maharani.
Adapun revolusi mental merupakan program pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Puan memandang, kritik merupakan hal lumrah dalam demokrasi.
"Itu biasa saja dalam dinamika politik seperti ini," katanya di sela-sela pelepasan peserta mudik gratis di DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (16/6/2018).
Baca Juga :
Lautan Sampah di Pasar Cik Puan
Dia menduga kritik yang dilontarkan AHY lantaran Demokrat belum memutuskan koalisi atau dukungan untuk Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Namun, imbuhnya, pemerintah tetap menerima kritik SBY.
"Hari ini Demokrat juga belum menentukan posisinya ada di mana. Jadi kalau memberikan kritik selama membangun saya terima," ucap ketua bidang politik dan hubungan antaralembaga di DPP PDIP itu.
Lantas, soal apakah kritik yang dilontarkan AHY berarti peluang Demokrat untuk ikut koalisi pendukung Jokowi tertutup, menurutnya, keputusan Demokrat ada di tangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku ketua umum di partai pemenang Pemilu 2009 itu.
"Apakah akhirnya Demokrat bergabung atau tidak, tentu tanya ke Pak SBY," tutup menteri yang diserahi mengurus program revolusi mental tersebut.
AHY diketahui dalam pidato politiknya mengatakan, saat ini Presiden Jokowi hanya fokus kepada pembangunan infrastruktur. Padahal, ada yang lebih penting. Pembangunan manusia, misalnya.
"Saudara-saudara, sebenarnya pada awal pemerintahan Presiden Joko Widodo, sebagian besar rakyat menaruh harapan kepada program pembangunan manusia Indonesia," katanya dalam pidato politik bertemakan "Dengarkan Suara Rakyat" di JCC, Jakarta, Sabtu (9/6/2018).
Dia juga mempertanyakan program revolusi mental yang menjadi janji kampanye Jokowi. Akan tetapi, revolusi mental kini tidak terdengar lagi.
"Ketika pemerintah saat itu berhasil membangun ribuan kilometer jalan, ratusan jembatan dan proyek infrastruktur lainnya, pantas kita patut bertanya, apa kabar revolusi mental?" tanya putra sulung SBY itu.(gwn)
Sumber: JPNN
Editor: Boy Riza Utama