KENDARI (RIAUPOS.CO) -- Persaingan sengit dalam Kongres V PAN di Kendari berakhir dengan kemenangan Zulkifli Hasan. Politikus yang biasa disapa Zulhas itu kembali terpilih sebagai ketua umum periode 2020-2025. Dalam voting kemarin, wakil ketua MPR itu mengalahkan rival terberatnya, Mulfachri Harahap, dengan suara yang cukup telak.
Zulhas meraih dukungan 331 suara. Sedangkan Mulfachri hanya 225 suara. Di bawah dua orang itu ada Dradjad Wibowo yang mendapat 6 suara. Satu kandidat lain, Asman Abnur, memutuskan mengundurkan diri sesaat sebelum pemilihan dimulai pukul 16.20 Wita (waktu Indonesia tengah).
Zulkifli Hasan mengatakan, kemenangan dirinya adalah kemenangan bagi semua kader PAN. Khususnya pengurus DPW dan DPD se-Indonesia. Dia berharap, tidak ada lagi aroma persaingan yang mengarah ke kubu-kubuan di internal partai. "Momen hari ini (Selasa, red) adalah awal dari perjuangan kita. Saat ini tidak ada lagi kubu-kubuan. Semua harus bersatu lagi," kata Zulhas dalam pidato kemenangannya.
Dia lantas memuji Mulfachri Harahap sebagai sosok yang baik hati. "Mulfachri Harahap yang saya kenal memang hatinya keras. Tetapi sesungguhnya adalah pribadi yang baik," ujarnya, disambut tepuk tangan peserta kongres.
Proses pemilihan ketua umum PAN memang berlangsung cukup ketat. Pada awal-awal penghitungan, Mulfachri Harahap memimpin perolehan suara. Namun, hingga suara ke-50, Zulkifli Hasan memimpin perolehan suara. Hingga hitungan terakhir, suara mantan ketua MPR itu tak terkejar lagi.
Sorak-sorai para pendukung pun membahana di ruang kongres. Sadar perolehan suaranya sulit mengejar, Mulfachri Harahap langsung mendekati kursi Zulkifli Hasan. Keduanya berangkulan. Setelah itu, wakil ketua Komisi III DPR itu meninggalkan Phinisi Ballro om, Hotel Claro, tempat berlangsungnya kongres.
Kongres Rusuh
Sementara itu, kericuhan demi kericuhan mewarnai jalannya Kongres V PAN. Ekskalasi ketegangan meningkat dengan terjadinya bentrok antarpendukung di arena kongres. Mereka yang bersitegang adalah pendukung Zulkifli Hasan dan Mulfachri Harahap. Aroma ketegangan mulai terasa saat para peserta kongres memasuki ruangan Phinisi Ballroom, Hotel Claro.
Kericuhan pertama terjadi pukul 13.00 Wita. Saat itu, Steering Committee (SC) Kongres V PAN membacakan tata tertib (tatib) kongres. Namun, beberapa pendukung Mulfachri Harahap melayangkan aksi protes terkait masuknya sejumlah pemilik suara yang dinilai tidak sah. Sebab, sebagian ketua DPD di wilayah Maluku, Maluku Utara, dan Sulawesi Utara berstatus pelaksana tugas (Plt). Bukan ketua definitif. Mereka dinggap tidak sah sebagai pemilik suara.
Protes yang masif membuat panitia kongres tidak bisa mengendalikan situasi. Suasana makin panas. Awalnya, para pendukung caketum saling melempar botol air mineral. Lama-kelamaan berubah menjadi aksi saling lempar kursi.
Khawatir menjadi sasaran amuk, para peserta kongres perempuan berhamburan ke luar ruangan. Melihat kekacauan tersebut, Zulkifli Hasan berupaya mengambil alih kendali. Dia berusaha menenangkan suasana. "Berhenti saling lempar. Zulhas di sini," teriak Zulkifli Hasan.
Namun, imbauan Zulhas tak digubris massa. Aksi saling lempar kursi terus terjadi. Kerusuhan di dalam ruang kongres bisa dikendalikan setelah kepolisian datang melerai. Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Pol Merdisyam turun langsung memimpin pengamanan di dalam ruang sidang.
Bentrok kedua terjadi pukul 14.00 Wita. Saat itu sedang jam istirahat. Namun, pendukung Zulhas tetap bertahan di dalam ruangan. Mereka makan dan salat di dalam ruang kongres. Sedangkan pendukung Mulfachri berada di luar ruangan. Nah, saat jam istirahat itulah, kerusuhan yang lebih brutal kembali pecah.
Segerombolan orang tanpa atribut merangsek masuk ke ruang kongres. Mereka langsung mengamuk di dalam ruangan. Deretan kursi dilempar secara membabi-buta. Bahkan ada yang sampai baku hantam. "Tinggalkan ruangan ini. Tinggalkan ruangan ini," teriak massa tersebut.
Suasana di dalam ruangan pun chaos. Khawatir menjadi sasaran amuk massa, Zulkifli Hasan dan sejumlah tokoh PAN diungsikan ke sebuah ruangan. Massa terus mengamuk hingga 20 menit berselang.
Pada insiden kedua tersebut, sejumlah orang luka-luka terkena lemparan kursi. Salah satunya dialami peserta kongres bernama Bahrunsyah. Darah mengucur deras dari telinga pria yang menjabat ketua DPD PAN Kota Medan itu. "Saya kena lemparan kursi," ujar Burhansyah yang mengaku sebagai pendukung Mulfachri Harahap itu.
Kondisi serupa dialami Mahasale Sangaji. Kepala departemen bidang kesra DPP PAN itu terluka di bagian kening. Keningnya berdarah terkena lemparan kursi. "Kami awalnya memprotes aturan partai yang dilanggar Zulkifli Hasan. Ada banyak pengurus Plt yang masuk daftar pemilih kongres. Padahal tidak boleh," kata pendukung Mulfachri Harahap tersebut.
Koordinator Tim Pemenangan Mulfachri Harahap Asri Anas mengklaim, ada 30 peserta Kongres V PAN terluka akibat kericuhan yang terjadi di ruang rapat pleno. Mereka sudah ditangani tim medis yang disediakan panitia Kongres V PAN.
Anas mengatakan, kericuhan terjadi ketika pihaknya meminta peserta yang tidak memiliki hak suara untuk tidak memasuki ruangan rapat pleno. "Jangan masukkan yang bukan voters. Kami meminta ada verifikasi ulang, tapi tidak dilakukan oleh steering committe," katanya.
Mulfachri Harahap mengaku sudah memprediksi kericuhan bakal terjadi. Menurut dia, insiden itu dipicu oleh proses registrasi peserta kongres yang tidak transparan. "Saya berulang-ulang minta ke SC agar registrasi dilakukan dengan baik dan diverifikasi. Karena proses tidak diperbaiki ya akhirnya begini," papar wakil ketua Komisi III DPR itu.(mar/oni/jpg)