DURI (RIAUPOS.CO) - Pilpres dan Pemilu Legislatif 2019 tinggal menghitung hari. Netralitas aparatur sipil negara (ASN) dalam helat demokrasi lima tahunan itu turut dipertaruhkan.
“Saya mendengar ada isu tentang penekanan terhadap ASN agar memilih calon tertentu pada pilpres dan pileg nanti. Itu bertentangan dengan azas pemilu, yakni langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil,” kata pemuka masyarakat di Duri H Selamat Simamora, Kamis (7/3).
Menurutnya, ASN harus menjaga dan dijaga netralitasnya. Tidak boleh terlibat atau dilibatkan langsung dalam upaya mendukung dan atau mengampanyekan calon presiden dan caleg tertentu.
“Karena itu, jangan ada penekanan terhadap ASN oleh atasannya untuk memilih capres tertentu atau caleg tertentu pada Pemilu dan Pilpres 17 April nanti,” tambahnya.
Kepada ASN ia juga berpesan jangan mau ditekan oleh atasan. Sebab atasan tertinggi mereka di pusat atau daerah adalah orang politik yang menduduki jabatan politik untuk jangka masa hanya lima tahun saja.
“Pokoknya, dalam pilpres dan pileg nanti, setiap ASN, termasuk di daerah ini bebas menentukan pilihannya terhadap capres tertentu atau caleg tertentu. Mereka pun harus dibebaskan memilih siapa pun sesuai kecenderungan hati nuraninya. Atasan mereka jangan pula melakukan intervensi,” pesan Simamora.
Pernyataan Simamora tentang dugaan intervensi itu bukan tanpa dasar. Pasalnya sejumlah ASN yang tak ingin disebutkan namanya kepada Riau Pos di Duri baru-baru ini mengakui adanya gejala ke arah penekanan tersebut.
“Memang ada (penekanan). Pesan sponsor itu disampaikan secara diam-diam kepada para ASN. Kami diarahkan untuk memilih capres tertentu. Juga dipesankan untuk memilih caleg tertentu dalam pileg nanti,” kata seorang sumber dari kalangan ASN yang tak mau disebut identitasnya.(sda)