PURBALINGGA (RIAUPOS.CO) - Dari tiga nama calon presiden (capres), Ganjar Pranowo disebut sebagai sosok yang paling dekat dengan Nahdlatul Ulama (NU). Pasalnya, istri Ganjar, Siti Atikoh Supriyanti merupakan cucu KH Muhammad Hisyam Abdul Karim atau Mbah Hisyam.
Mbah Hisyam merupakan pendiri pondok pesantren (ponpes) Roudlhotus Solichin Sholichat, Kalijaran, Purbalingga, Jawa Tengah. Pada masa perjuangan, ponpes tersebut menjadi tempat berkumpulnya para santri pejuang. Selain menjadi pengasuh pesantren, Mbah Hisyam juga tercatat pernah menjabat sebagai Rais Syuriah PCNU Purbalingga selama tiga periode.
Ulama kharismatik asal Jogjakarta, KH Ahmad Muwafiq yakin jika perjuangan Mbah Hisyam dalam memajukan Indonesia tidak akan padam. Api perjuangan itu akan terus berkobar, karena dilanjutkan oleh anak keturunannya. Salah satunya adalah cucu mantu yang juga calon presiden 2024, Ganjar Pranowo. “Mas Ganjar itu cucu mantu Mbah Hisyam Kalijaran. Pasti Mas Ganjar mengikuti gaya mbah Hisyam dalam berjuang di tengah masyarakat,” kata Gus Muwafiq saat mengisi acara haul kiai Hisyam Abdul Karim ke-35 di Ponpes Roudlotussholichin Sholichat, Kalijaran, Purbalingga, Senin (30/10).
Makanya tidak heran jika selama menjadi gubernur Jawa Tengah, Ganjar sangat dekat dengan para ulama dan pesantren.”Ya semua pasti akan mengikuti jejak para pendahulunya. Karena nggak mungkin pendahulu meninggalkan sesuatu tanpa ada jejak. Dan orang-orang sekarang seperti Mas Ganjar pasti akan mengikuti,” tuturnya.
Gus Muwafiq juga mengatakan bahwa masyarakat Jawa Tengah khususnya Purbalingga patut bersyukur. Sebab salah satu keluarga besar Mbah Hisyam Kalijaran ada yang mencalonkan diri sebagai presiden 2024. ”Sampeyan bejo (bapak ibu beruntung) ada keluarga besar yang siap jadi presiden. Maka mari kita doakan beliau, semoga Pak Ganjar jadi presiden kita semua. Alfatihah,” pungkasnya.
Sejak siang hari, puluhan masyarakat berdatangan dari penjuru daerah ke ponpes milik keluarga Siti Atikoh Supriyanti itu. Masyarakat rela berpanas-panasan di bawah terik matahari demi mengikuti acara haul. Bahkan saat sore, hujan turun cukup deras, masyarakat enggan meninggalkan lokasi.(egp)