JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo yang mampu menaikkan cadangan devisa dalam jumlah signifikan menuai apresiasi dari Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arief Poyuono.
Menurut Arief, ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakhiri jabatan kepresidenan pada Oktober 2014, cadangan devisa RI sebesar USD 100 miliar. Namun, jumlah devisa RI sudah naik menjadi USD 127 miliar sejauh ini.
"Ini sebuah prestasi Pak Joko Widodo yang sangat luar biasa sekali dalam bidang ekonomi. Naiknya cadangan devisa menunjukan kepercayaan pelaku ekonomi nasional dan investor luar negeri," katanya di Jakarta, Selasa (5/9/2017).
Naiknya cadangan devisa, sambungnya, merupakan sebuah indikator penting. Pasalnya, hal itu menunjukkan kekuatan perekonomian Indonesia yang mampu membiayai kebutuhan dalam negeri. Di samping itu, devisa merupakan bentuk jaminan bagi tercapainya stabilitas moneter dan ekonomi makro perekonomian negara.
Wakil ketua umum Partai Gerindra itu pun memprediksi jika hingga akhir 2017 cadangan devisa RI bisa pada kisaran USD 140 miliar, bukan tidak mungkin pertumbuhan perekonomian nasional akan melesat menuju kisaran 6,3 persen. Karena itu dia justru curiga terhadap kalangan pengamat yang selalu menggembar-gemborkan utang luar negeri meningkat di era Jokowi.
"Posisi cadangan devisa saat ini melebihi kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah," tuntas aktivis buruh tersebut. (gir)
Sumber: JPNN
Editor: Boy Riza Utama