JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Isu kepindahan Lucky Hakim ke Partai Nasdem ditanggapi oleh Wasekjen PAN Faldo Maldini. Dia menyebut, keinginan Lucky untuk keluar dari PAN sudah lama berhembus di internal partai.
"Semua orang sudah tahu di PAN. Lucky yang cerita sendiri dia terima uang berapa di grup WhatsApp internal DPP PAN. Sebelum mundur, yang bersangkutan juga diduga menerima sejumlah uang dari kader PAN yang menggantikannya di DPR. Sikap semacam ini bertentangan dengan prinsip dan etika politik di PAN," ujarnya.
Lucky pun, imbuhnya, menerima sejumlah fasilitas pangganti yang didapatkannya dari DPR RI. Dia memandang, Lucky Hakim hanya mencari keuntungan pribadi di dunia politik.
"Setahu saya, berita yang berkembang di internal, baik yang bersumber dari Lucky maupun yang bukan. Lucky diduga juga menerima fasilitas rumah pengganti fasilitas DPR. Menang banyak lah. Kami sulit bisa kerja dengan orang yang pragmatis," jelasnya.
Darui informasi dari teman-teman sesama politikus, Lucky juga memiliki tugas untuk mengakuisisi anggota DPR RI dan kader PAN untuk mencalonkan lewat partai barunya. Dia sangat menyayangkan cara-cara yang pragmatis dan cenderung tidak beretika itu.
"Saya imbau kepada Bung Saan, jangan terlalu mengurusi partai orang lain, apalagi menuduh ada masalah di partai kami. Kami lebih tahu apa yang terjadi. Kader-kader terbaik partai kami adalah pejuang rakyat, bukan orang-orang yang bisa dibujuk uang. Mungkin ada politisi pragmatis yang bisa dibayar, tetapi kami yakin militansi dan kepercayaan rakyat tidak bisa dibeli," tutupnya. (flo)
Sumber: JPNN
Editor: Boy Riza Utama