JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Muhammadiyah menaruh harapan besar kepada pasangan capres-cawapres 2024, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Keduanya diharapkan mampu mengembalikan demokrasi sesuai fondasinya dan melawan praktik politisasi hukum di negeri ini.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam dialog publik Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Kamis (23/11). Ganjar dan Mahfud hadir secara langsung dalam acara itu untuk menyampaikan ide dan gagasannya dalam membangun Indonesia.
”Kami percaya, dua tokoh yang hadir ini (Ganjar-Mahfud) ketika rakyat memberi amanat dan mandat, tentu akan berdiri dekat dengan konstitusi dan tidak menyalahgunakannya,” ucap Haedar.
Dalam sambutannya, Haedar menyinggung persoalan hukum di Indonesia. Menurutnya, banyak problem yang terjadi di negara ini, salah satunya adalah terjadinya politisasi hukum yang mencederai demokrasi.
“Praktik kehidupan kebangsaan akhir ini sangat meresahkan. Di mana hukum mengalami proses politik bahkan dalam konteks demokrasi orang tidak berani berkata dan berbuat yang berbeda karena ada politisasi hukum,” tegasnya.
Hukum dan demokrasi, lanjut Haedar, harus berlaku secara fundamental dalam kehidupan berbangsa. Indonesia sudah berjuang dengan darah untuk menjadi negara merdeka dan mewujudkan cita-cita kesejahteraan bersama.
”Maka kita perlu merekonstruksi itu. Kita ingin para pemimpin bangsa ke depan membawa kembali hukum dan demokrasi kita sesuai fondasinya,” tegasnya.
Haedar menerangkan, banyak undang-undang atau produk hukum lainnya di Indonesia yang tarik ulur. Sejumlah produk hukum yang dihasilkan adalah hasil dari koalisi oligarki.
“Kami harap ke depan, jangan ada lagi undang-undang yang diputuskan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Bahasa arabnya itu min haisu la yahtasib (kemunculan dari yang tidak disangka-sangka),” ucap Haedar di hadapan Ganjar-Mahfud.
Bagi Muhammadiyah, lanjut Haedar, Ganjar dan Mahfud bukanlah orang baru. Keduanya adalah tokoh yang paling sering berinteraksi dengan Muhammadiyah. “Kami sudah sangat dekat karena sering bersilaturahmi dan berinteraksi dengan beliau sejak lama. Pak Ganjar selalu bersama kami untuk kesuksesan Muhammadiyah. Pak Mahfud juga sama, kami selalu berinteraksi sejak zaman di Jogja bahkan saat sekarang menjadi menteri,” pungkas Haedar.
Sementara itu, Ganjar mengajak semua elemen masyarakat untuk berjuang mengamankan hukum dan demokrasi agar berjalan sesuai konstitusi.
”Maka kita semua harus menjadi agen. Ayo semua kelompok speak up, berani bicara. Dan Muhammadiyah harus mengambil peran itu, karena apa keluar dari Muhammadiyah pasti layak dan wajib didengarkan,” ucapnya.
Kualitas demokrasi di Indonesia, lanjut Ganjar, memang sedang diuji. Untuk itu, ia mengajak seluruh masyarakat berani memberikan masukan demi masa depan negeri ini.
”Kalau tidak sesuai, maka rakyat sebagai pemilik republik yang harus bicara. Kalau banyak kelompok kritis bicara maka negara sudah dalam status alert,” pungkasnya.(egp/muh)
Laporan JPG, Jakarta