JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Sejak diputuskan bubar, seluruh partai mantan Koalisi Indonesia Adil dan Makmur Prabowo-Sandi masih belum menentukan sikap. Kebanyakan dari mereka lebih menunggu rapat koordinasi (rakor) dan musyawarah nasional (munas) dari masing-masing partai. Namun, sinyal-sinyal untuk merapat atau tidak ke pemerintahan sudah mulai terdengar.
Dalam Partai Berkarya misalnya. Sinyal untuk tetap berada di kubu oposisi selalu disuarakan mereka. Setiap kali ditanya, apakah ada keinginan dari mereka untuk bergabung dengan pemerintahan. Berbagai alasan kerap mereka lontarkan. Salah satunya, datang dari Sekjen Berkarya Priyo Budi Santoso. Dia menjelaskan, tetap harus ada terompet-terompet yang ditiupkan. Demi menjaga keberlangsungan demokrasi yang ada di negara ini.
”Jika semuanya ikut berduyun-duyun masuk koalisi, akan menjadi koalisi yang gemuk dan bergelambir,” ucapnya.
Namun, Priyo menjelaskan, pihaknya akan tetap menghormati. Setiap keputusan yang akan diambil oleh seluruh partai yang pernah menjadi koalisi mereka. Karena kedua kedudukan tersebut, merupakan kedudukan mulia dan tak kalah terhormatnya dengan menjadi oposisi. Sekali pun, dia masih tetap dalam pendiriannya sebagai oposisi.
”Ini merupakan pikiran-pikiran awal. Biarlah sejarah yang mencatat seperti apa nantinya,” beber Priyo.