Lebih lanjut, Hendrik menilai, klaim kemenangan seperti yang dilakukan paslon 02 Prabowo-Sandi sudah pernah mereka hadapi pada 2014 dan terbukti kalah. Bahkan kubu Prabowo-Hatta waktu itu mau menggugat ke MK dengan bukti 10 truk surat suara, tapi pada akhirnya nol besar.
Senada, Ketua Umum relawan Arus Bawah Jokowi (ABJ) Michael Umbas mengatakan, tantangan untuk kubu Prabowo karena klaim BPN terkesan sengaja ingin membingungkan rakyat. Padahal paslon 02 sudah jelas kalah berdasarkan hasil quick count.
Dia juga mempersilakan publik mengecek di google dan database jejak digital, sejak era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hasil quick count sudah bisa diterima publik dan elite politik.
’’Bahkan era Pilkada DKI yang memenangkan Anies-Sandi, malah Prabowo sendiri yang mengumumkan hasil kemenangan dengan acuan quick count. Sekarang mau gertak dengan acuan real count. Langkah denial the truth ini akan makin membuat Prabowo terperosok,’’ tutur Umbas.