Ketua Umum Partai Hanura ini pun optimis, hasil suara yang diraih Jokowi-Ma’ruf akan unggul jauh dari kubu 02 Prabowo-Sandi. ’’Kira-kira antara 10 sampai 15 persen lah bedanya,’’ tegas OSO.
Tak hanya itu, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin pun ikut berkomentar soal sejumlah hasil survei yang mengungguli Jokowi-Ma’ruf. Dia menegaskan, dalam berdemokrasi khusnya dalam hajatan Pilpres, maka kandidat harus siap kalah.
Walaupun Prabowo sudah tiga kali ikut Pilpres, memang takdir belum berpihak kepadanya. Sehingga dalam hajatan lima tahunan ini harus siap menang dan kalah.
’’Tentu kita berdomokrasi mengikuti Pilpres harus siap kalah dan siap menang. Artinya Prabowo belum beruntung dan Tuhan belum menakdirkan, mungkin Tuhan menakdirkan yang terbaik buat Prabowo,’’ ujar Ujang.
Menurut Ujang, sesungguhnya ini adalah kemenangan rakyat Indonesia. Bukan kemenangan Jokowi dan Ma’ruf Amin. Karena rakyat sudah datang ke TPS memilih pasangan nomor urut 01 ini. ’’Ini adalah sesunggunya bukan kemenangan Jokowi, ini adalah kemenangan rakyat Indonesia yang sudah menentukan pilihannya secara berdaulat,’’ katanya.
Kemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin ini juga telah membuktikan hoaks tidak berpengaruh terhadap pasangan nasionalis dan religius ini. Hal ini karena prestasi kerja Jokowi bisa mengalahkan serbuan hoaks yang menyerangnya.
’’Intinya begini, Pak Jokowi sebagai inkumben punya prestasi kerja yang dilakukan. Artinya dengan banjirnya hoaks ini tidak mempan karena ada prestasi yang dilakukan,’’ ungkapnya.