TPN Ganjar-Mahfud Klaim Ada 1.000 Pengacara yang Akan Bela Aiman Witjaksono

Politik | Jumat, 01 Desember 2023 - 00:45 WIB

TPN Ganjar-Mahfud Klaim Ada 1.000 Pengacara yang Akan Bela Aiman Witjaksono
Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo Arsjad Rasjid didampingi Wakil Ketua Andika Perkasa dan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memberikan keterangan pers peresmian Media Center TPN Ganjar Presiden di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Ahad (15/10/2023). (FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Direktorat Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud mengklaim, ada seribu pengacara dan ratusan relawan yang siap bergabung untuk membela juru bicara TPN Ganjar-Mahfud, Aiman Witjaksono, yang dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Dukungan kepada Aiman disampaikan Direktur Hukum dan Kajian TPN Ganjar Pranowo–Mahfud MD, Ronny Talapessy pada konferensi pers di Media Center TPN Ganjar–Mahfud, Jakarta, Kamis (30/11/2023).


“Seribu pengacara dan ratusan relawan ini siap membela dan mendampingi Aiman dalam pemeriksaan di Polda Metro Jaya. Kami menggaungkan seruan #StandWithAiman agar demokrasi kita tetap berada pada relnya,” kata Ronny.

Ronny menirukan pernyataan presiden pertama RI, Soekarno.

“Sudah sejak awal republik ini berdiri, Bung Karno menegaskan bahwa Indonesia adalah Negara Hukum (Rechtsstaat) bukan Negara Kekuasaan (Machtstaat). Oleh karena itu, hukum menjadi salah satu pilar penting bagi negara ini, dan prinsip ini pada umumnya disepakati oleh presiden, siapa pun, di negeri ini,” ungkap Ronny.

 

Ronny menekankan, agar demokrasi harus dijaga, agar kita tidak kembali ke era kekelaman Orde Baru.

“Ini bukan soal Aiman Witjaksono, ini bukan soal Ronny Talapessy, ini bukan soal Tama Langkun. Tapi ini soal bagaimana menjaga demokrasi tetap tegak di negeri ini,” tegasnya.

Sementara itu, Aiman mengungkapkan keresahannya karena surat panggilan Polda Metro Jaya pada dirinya dilayangkan Selasa, 28 November 2023 pukul 23.50 WIB saat keluarganya tengah beristirahat.

“Jelas itu jam yang tidak wajar untuk bertamu. Anak saya yang masih seusia SD-SMP sampai kaget, terbangun dan bertanya kepada ibunya, siapa yang datang. Apakah tidak ada waktu lain untuk datang menyampaikan surat itu?” ucap Aiman.

Aiman pun menjelaskan, video yang diunggah di Instagram pribadinya tidak menuduh aparat negara, dalam hal ini polisi, bersikap tidak netral dalam proses Pemilu 2024.

“Saya menyampaikan fakta yang ada, dengan penegasan adanya kata ‘oknum’, ‘potensi’, dan ‘semoga informasi yang saya dapat salah’,” pungkas Aiman.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook