JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI terlibat dalam Global Network on Electoral Justice (GNEJ) yang digelar di Bali. Agenda itu digelar sejak kemarin (31/3) hingga hari ini (1/4). GNEJ merupakan perkumpulan berbagai lembaga peradilan pemilu internasional.
Bawaslu RI saat ini didaulat sebagai Presidensi GNEJ. Ketua Bawaslu RI Abhan mengatakan, acara tersebut membahas berbagai tema yang sesuai dengan situasi demokrasi saat ini. Pada hari pertama (31/3) misalnya, membahas perspektif perbandingan sistem peradilan di Asia dan penggunaan teknologi di masa depan.
Lalu, hari kedua akan membahas investigasi dan pembuktian pemilu, kesetaraan gender dan perlindungan hak pilih.
"Juga, akan memberikan elaborasi yang saling menguntungkan dan sinergis bagi lembaga GNEJ, peserta dan anggota GNEJ," ujarnya dalam tayangan virtual, kemarin.
Dalam orasinya, Abhan mengajak seluruh anggota GNEJ berjuang bersama menegakkan keadilan pemilu, sebagai perwujudan demokrasi ideal. Sebab, suara rakyat dalam konteks demokrasi adalah penting.
"Vox populi Vox dei, suara rakyat adalah suara Tuhan," tegasnya.
Abhan berharap tradisi kolaborasi global itu bisa diterus dijaga. Dia berharap pimpinan Bawaslu periode 2022-2027, bisa menjaga eksistensi Bawaslu di dunia internasional. Menurut dia, keberadaan Bawaslu makin diperhitungkan di forum internasional kepemiluan.
"Kami berharap jaringan internasional ini akan bisa diteruskan oleh periode ke depan dan apa pun eksistensi Bawaslu harus kita pertahankan," harap Abhan.
Menurut Abhan, masuknya Bawaslu menjadi anggota GNEJ bukan perkara yang mudah. Sebab, secara struktur sebagian besar anggota GNEJ merupakan badan peradilan pemilu. Berbeda dengan desain kelembagaan Bawaslu yang hanya kuasi-peradilan.
Para peserta GNEJ hadir dari berbagai negara. Mulai dari Spanyol, Afrika Selatan, Prancis, Amerika Serikat, Meksiko, Brasil dan Taiwan. Ada juga sejumlah anggota GNEJ yang mengikuti kegiatan secara online.(far/bay/jpg)