JUNAIDI (REKTOR UNIVERSITAS LANCANG KUNING)

Peduli Sesama

Petuah Ramadan | Rabu, 28 April 2021 - 09:40 WIB

Peduli Sesama
Junaidi (REKTOR UNIVERSITAS LANCANG KUNING)

SUDAH dua tahun kita berpuasa Ramadan dengan pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 yang makin mengganas mengharuskan kita untuk menjaga jarak sehingga ini mamaksa kita mematuhi protokol kesehatan dan menghindari kerumunan. Kita berikhtiar menjaga jarak untuk memutuskan penyebaran Covid-19. Tradisi atau kebiasaan Ramadan pun berubah. Petang balimau, ziarah kubur, dan mudik tidak bisa dilakukan.  

Meskipun ada rasa yang berbeda ketika berpuasa pada masa pandemi Covid-19, kita harus tetap menjalankan puasa sesuai dengan arahan Yang Maha Kuasa. Kita harus tetap menguatkan dimensi spiritual dan sosial ibadah puasa agar puasa kita memberikan berkah untuk diri sendiri dan orang lain. 


Pelaksanaan puasa merupakan wujud dari ketaatan manusia kepada Allah SWT. Orang beriman secara khusus dipanggil Allah SWT untuk menjalankan puasa agar keimanan mereka terus meningkat. Keimanan yang berada pada dimensi spiritual yang berada dalam diri manusia. Dimensi spiritual berkaitan dengan hubungan vertikal seseorang secara langsung dengan Allah SWT. 

Terkait hubungan vertikal manusia-Tuhan dengan hakekat puasa terdapat dua sisi yang perlu dicermati. Pada satu sisi kita dilarang untuk melakukan perbuatan yang bisa membatalkan puasa seperti makan dan minum pada siang hari. Dalam konteks ini, kepatuhan manusia kepada Allah SWT diwujudkan dengan tidak melakukan perbuatan yang dilarang Allah pada waktu tertentu. Pada siang hari kita dilatih untuk meninggalkan larangan yang telah ditetapkan Allah SWT. 

Kemampuan kita untuk menahan diri atas perbuatan yang dilarang Allah merupakan cara yang disediakan Allah SWT agar kita lebih dekat dengan-Nya. Sedangkan pada sisi yang lain, kita diminta melaksanakan ibadah wajib dan sunat yang disedikan Allah SWT.  Reward atau pahala berlipat-lipat yang sediakan Allah SWT bertujuan manusia terus mengoptimalkan potensi spiritual dalam dirinya beribadah sehingga prediket takwa dapat diraih manusia melaui puasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keimanan kita kepada Allah SWT dinilai dengan cara menahan diri atas perbuatan yang dilarang dan melaksanakan perbuatan atau ibadah yang dianjurkan Allah SWT.

Dimensi sosial ibadah puasa berkaitan dengan hubungan seseorang dengan orang lain. Puasa melatih seseorang untuk peduli kepada orang lain. Dasar adanya relasi antara hubungan sosial dengan ketakwaan dapat dilihat dalam firman “Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. al-Maidah: 2). 

Dalam berpuasa kita diarahkan untuk merasakan kondisi orang lain agar kita memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap penderitaan orang lain. Dalam rizki yang diberikan Allah SWT kepada kita ada hak orang lain yang harus kita keluarkan. Kita bisa memberikan bantuan dalam bentuk uang, makanan, atau pakaian kepada orang lain. Allah SWT perintahkan kita untuk menyalurkan rezki dalam bentuk infak, sedekah, zakat dan wakaf. Kepedulian dengan dengan orang lain merupakan manifestasi dari prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin. Artinya, Islam menjadi rahmat bagi selurah umat manusia. Begitulah kemulian Islam menjalan hubungan baik dengan sesama manusia. Kita tentu saja harus bisa mengaplikasikan kemulian ajaran Islam ini dalam kehidapan sehari-hari.

Pada masa pandemi Covid-19 terbuka ruang yang lebih besar bagi kita untuk mengaplikasi dimensi sosial sosial puasa dengan cara menyalurkan lebih banyak rezeki kepada orang lain. Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi kondisi ekonomi masyarat. Pedagang tidak bisa lagi berdagang, pasar tutup, karyawan berhenti bekerja dan pabrik banyak tutup. Kondisi seperti itu membuat kehidupan masyarakat semakin sulit dan bahkan sebagian masyarakat tidak mampu lagi untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari. 

Dengan spirit sosial puasa Ramadan yang kita jalankan tahun ini, kita seharusnya bisa meningkatkan kepedulian kepada sesama. Bagi orang yang tergolong mampu atau memiliki kelebihan rezeki harus lebih banyak memberikan bantuan kepada orang yang memerlukan. Kasih sayang Tuhan ada pada anak yatim, fakir miskin dan orang-orang tidak mampu. Sehingga dengan memberikan pertolongan kepada mereka kita pada hakekatnya sedang mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Dengan keimanan kepada Allah SWT dan kepedulian kepada sesama kita akan menjadi orang yang lebih bertakwa sesuai dengan visi ibadah puasa. Melalui berkah Ramadan mari kita bermunajat kepada Allah agar pandemi Covid-19 berakhir dan kita diberikan ketabahan dan kekuatan untuk menghadapi ujian berat ini. Aamin, yaa Robbalal’aamin.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook