"Acaranya nanti bisa berpindah-pindah di tempat lain, dan juga kegiatannya bisa juga bermacam-macam. Tetapi tujuannya satu, untuk membangun budaya, jangan budaya kita hilang karena modernisasi. Pemerintah berkomitmen terus untuk melakukan ini," katanya.
Luhut yang juga orang Batak, sesekali melakukan sambutannya dengan bahasa Batak menyebut jika orang Batak tidak boleh terpecah belah dan harus kompak. "Kita itu orang Batak harus kompak, orang Indonesia harus kompak. Perbedaan kita banyak, tetapi itu justru harus memperkuat kita" ujarnya.
"Mengapa karnaval ini dilakukan hari Minggu dan seusai Gereja? Karena sehabis itu semua warga bisa menikmati, kebersamaan, dan kompak. Perkenalkan ini Dirut Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) Arie Prasetyo, seorang Jawa-Deli. Jadi memang kadang harus orang Jawa yang ngatur kita orang Batak biar kompak, agar Danau Toba jadi destinasi kelas dunia," tambahnya.
Setelah selesai sambutan, Menkomar Luhut di agendakan untuk melepas pawai karnaval. Sebelum mengibarkan start, Luhut mendadak meminta Menpar Arief untuk memberikan sambutan singkat yang sebelumnya tidak diagendakan. "Sebelum start dimulai, perkenalkan dulu teman saya. DR Arief, Menteri paten ini, orang Banyuwangi yang tempat wisatanya juga bagus!" kata Luhut.