Event ketiga ini special karena ada hadiah grand prize berupa piala bergilir. Sebuah biola hight class pabrikan asal Prancis dari Jerome Thibouville Lamy Workshop, Mirecourt-Prancis, yang diproduksi tahun 1920. Harganya mencapai ratusan juta, dibanding harga biola kebanyakan yang hanya kisaran puluhan juta.Hadiah grand prize itu disponsori Dedi Sjahrir Panigoro, seorang pemerhati musik klasik. Dedi juga adik kandung dari pengusaha Arifin Panigoro dan Chairman Meta Archipelago Hotels.
"Grand Prize piala bergilir atau biola berjalan selama satu tahun, hanya untuk penang Juara Kesatu kategori Adult. Karena ini biola hight class, jadi pemegangnya harus benar-benar familiar dan level advance, ya Adult. Bahkan dia juga berkesempatan untuk diikutkan perform soloist di Jakarta Sinfonietta Orchestra Jakarta," katanya.
Dedi Sjahrir Panigoro, Dewan Komisaris Medco Group mengaku bahagia digelarnya event biola ini. Apalagi bertempat di Semarang menjadikan pemerataan dan kompetisi akan berimbang dan bisa merata.
"Saya sangat gembira karena ini digelar di Semarang tidak lagi Jakarta sentris. Harapannya bisa digelar di kota lainnya," katanya.
Selama perhelatan dua hari, Dedi melihat potensi anak muda kian meningkat dan piawai dalam bermain biola. Mulai usia anak-anak, sampai uisa 12 tahun dan 20 tahun sudah mahir dan menghayati musik klasik dengan biola. "Main biola itu selain rasa juga kebutuhan iya, tak hanya bakat tapi juga kebutuhan. Karena main biola itu seni ketrampilan yang penting, sebagai alat untuk dia menjadi sukses berikutnya. (adv)