"Melalui Kegiatan Pacu Kuda menjadi wahana tidak hanya mengajak wisatawan untuk menikmati sensasi unik pacuan kuda tradional yang dilakukan oleh para joki tanpa menggunakan pelana dan menjelajahi pesona alam dan budaya masyarakat di dataran tinggi Gayo sebagai sebuah tradisi masyarakat setempat, tapi juga mempromosikan daerah Gayo sebagai destinasi wisata agro dan adventure kepada wisatawan", ungkap Rahmadhani.
Perlombaan kali ini diikuti sekitar 400 peserta dari berbagai daerah di daratan tinggi Gayo, seperti Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues. Jumlah peserta ini meningkat dibandingkan tahun 2016 yang diikuti oleh 350 peserta.
"Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh terus bersemangat untuk mendukung setiap penyelenggaraan atraksi wisata unik dan berkarakteristik daerah serta mampu mendatangkan wisatawan. Tentu saja atraksi wisata ini harus dilaksanakan sesuai dengan semangat Syariah dalam rangka mendukung Aceh sebagai Destinasi Wisata Halal Dunia," ungkap Rahmadhani.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi terselenggaranya "Perlombaan Tradisional Pacuan Kuda" di dataran tinggi Gayo. Kopi Gayo yang sudah mendunia akan semakin dikenal dengan perlombaan ini.
Kolaborasi antara kopi Gayo dengan kekuatan budaya dan pemandangan alam menjadi atraksi yang menarik bagi pariwisata Aceh secara keseluruhan. Termasuk wisata halal yang menjadi ikon Provinsi Aceh.
"Sudah betul, jika Aceh menempat Halal Tourism sebagai core economy daerah," tegas Menpar Arief Yahya.