“Di sini kita bertemu semua. Dari hilir hingga ke hulu berbaur di Tepian Narosa. Maka dari itu, momen yang paling bagus untuk kita saling mengenal dan saling memberi maaf,” ujar Mursini.
Bupati juga mengimbau seluruh masyarakat Kuansing untuk menjadi tuan rumah yang ramah dan santun.
“Kita adalah tuan rumah. Berikan informasi yang jelas dan benar kepada para tamu yang berkunjung ke sini. Buktikan bahwa masyarakat kita adalah masyarakat yang cinta damai,” kata Mursini.
Selain itu, Bupati juga mengingatkan warga Kuansing untuk membuang sampah pada tempatnya.
“Terutama bagi pedagang. Kita imbau, supaya pedagang menyiapkan tempat sampah,” ujar Mursini.
Dijelaskan Mursini, peserta tahun ini diikuti 193 jalur. Terdiri dari beberapa kabupaten. Yakni Kuansing, Inhu, Pelalawan, Kampar, Pekanbaru, dan Siak serta Kota Tanjungpinang, Kepri. Disinggung mengenai bantuan provinsi pada iven tahunan tersebut memang diakuinya dalam bentuk uang tunai tidak ada.
“Tapi promosi dibantu jor-joran. Memang dalam program ini yang kita harapkan bisa mendukung lewat program ke depannya. Misalnya melalui sinergi dengan kegiatan,” katanya.
Sinergi dimaksudnya seperti pada malam apresiasi seni misalnya yang digelar Pemkab Kuansing Rabu malam dalam rangkaian iven pacu jalur. Mengenai kegiatan tersebut dijelaskannya memang kabupaten/kota peserta diharapkan bisa didukung provinsi. Wisatawan lokal setiap tahun bisa mencapai ratusan ribu, dan tahun ini memperkirakan bisa mencapai 300-an ribu.
Mengenai tidak adanya dukungan Pemprov Riau dalam iven pacu jalur, ketika dikonfirmasi kepada Kepala Disparekraf Riau Fahmizal, menurutnya memang secara anggaran belum bisa disiapkan. Namun Pemprov sesuai arahan Gubri, menurutnya bisa mendorong melalui Bankeu yang dibantu tahun depan.
“Kalau program kita terbentur aturan, makanya dorongan promosi yang kami lakukan. Sampai ke luar negeri sudah dipromosikan pacu jalur ini bersama kementerian. Insya Allah tahun depan rencana kami akan dorong melalui bantuan Bankeu,” jelasnya.
Menurut Fahmizal pacu jalur dinilai unik dan yang punya hanya Kuansing. Sebagai iven lokal menurutnya di situ kekuatannya.
“Kekuatan budaya lokal yang jadi daya tarik. Dan perlu diingat, iven ini juga melahirkan atlet dayung Riau. Bersama-sama sesuai kewenangan apa yang bisa dilakukan, dan mendorong masyarakat bisa berperan serta,” tutupnya.