Saat dentuman meriam pertama kali, perahu-perahu yang telah ditentukan urutannya akan berjejer di garis start. Pada dentuman kedua, para peserta berada dalam posisi siap untuk mengayuh dayung. Dan pada saat wasit membunyikan meriam untuk yang ketiga kalinya, perlombaan pacu jalur pun dimulai. Semua tim akan mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk bisa mencapai garis finish.
Sebelum acara puncak Festival Pacu Jalur dimulai, semua penonton akan dihibur dengan penampilan tari-tarian serta nyanyian daerah.
Bagi Menpar Arief Yahya, Provinsi Riau memang sedang giat membangun atraksi. Berbagai event seperti festival budaya Pacu Jalur ini diseriusi dan dipromosikan besar-besaran.
Inilah cara terbaik yang bisa mendatangkan ratusan ribu wisatawan, selain Festival Bakar Tongkang, di Bagan Siapiapi. Sebuah tradisi yang telah berjalan seabad lebih, dan selalu mengundang banyak wisatawan termasuk wisman dari etnis Tionghoa yang mencapai 30 ribu wisman.
Potensi ini tinggal ditingkatkan dengan strategi pemasaran dan promosinya yang mengacu pada strategi yang dijalankan oleh Kemenpar dengan pendekatan DOT (Destination, Origin, dan Time) serta BAS (Brandidng/PR-ing, Advertising, dan Selling).
Rumus Menpar Arief dalam mengembangkan destinasi itu selalu 3A, Atraksi, Akses, Amenitas. Ketiga komponen itu harus komplit, jika ingin sustainable.
"Perhatikan tiga hal itu, maka Riau akan semakin berkualitas dan memiliki daya saing tinggi. Riau harus berani benchmark, menentukan siapa rival atau lawan tandingnya? Daerah mana yang cocok dijadikan lawan? Untuk maju, harus ada rival, sehingga ada ukuran sukses, yakni mengalahkan rivalnya iu,” kata Arief Yahya.(adv)